KAIRO (Arrahmah.com) – Kelompok Mujahidin di Sinai Mesir mengeluarkan peringatan kepada militer dan polisi junta Mesir dan mengatakan bahwa para tentara diharapkan untuk meninggalkan barisan mereka atau menghadapi kematian di tangan Mujahidin, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press, Senin (23/12/2013).
Anshar Yerusalem yang juga dikenal sebagai Anshar Baitul Maqdis mengumumkan di website mereka bahwa mereka menganggap otoritas keamanan Mesir telah murtad karena “mereka menyetujui pemerintahan sekuler.”
Berbicara dalam sebuah forum publik, Senin (23/12), juru bicara militer Ahmed Mohammed Ali mengklaim bahwa sejauh ini operasi yang dilancarkan militer telah mengakibatkan 184 pejuang meninggal dan 803 orang lainnya telah ditangkap. Dia juga mengatakan bahwa sekitar 25 persen dari mereka yang tewas dan ditangkap adalah pejuang asing, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Kelompok ini diyakini memiliki hubungan dengan pejuang Palestina di Jalur Gaza dan para pejabat mengatakan bahwa “militan” asing lainnya telah menemukan tempat perlindungan di Sinai selama konflik berlangsung.
Anshar Baitul Maqdis lebih lanjut mengancam bahwa jika peringatan tersebut diabaikan, maka kelompoknya akan lebih bertekad untuk melawan militer dan polisi.
“Bertaubatlah dari ikut serta dalam menjadi benteng pertahanan kaum kafir, saat ini kita sedang berperang bersama Allah dan Nabi-Nya, dan berhentilah menjadi barisan mereka,” sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (22/12).
Mujahidin Baitul Maqdis menjadi terkenal setelah memperluas operasinya di luar provinsi yang bergolak di Sinai utara. Mereka telah mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom yang menargetkan militer dan polisi junta Mesir di berbagai wilayah di Mesir. (ameera/arrahmah.com)