JAKARTA (Arrahmah.com) – Deklarasi Aliansi Nasional anti Syiah (ANNAS) DKI Jakarta dilangsungkan pagi tadi di Masjid Al Barkah Asyafi’iyah. Puluhan ulama dan seribuan umat Islam mengahdiri acara yang dimulai tepat jam 09.30 itu.
Acara dibuka oleh pembawa acara Ustadz Alfian Tanjung dan dilanjutkan dengan tilawah Al Quran oleh salah seorang panitia.
Tuan rumah KH. Abdurrasyid Abdullah Syafi’i menyambut baik acara deklarasi ANNAS DKI Jakarta di masjid Al Barkah. Dia mengungkapkan bahwa Ahad pagi adalah jadwal rutin Majlis tya’lim Asyafi’iyah namun hari ini istimewa.
“Hari ini istimewa dengan deklarasi ANNAS DKI Jakarta,” kata Kiai.
Selanjutnya Ustadz Muhammad Al Khaththath sebagai pembicara kedua mengingatkan akan adanya kesepakatan Doha yang berisi negeri-negeri sudah Sunni tidak boleh disyiahkan.
Dia juga mengajak kaum Muslimin Indonesia menjaga NKRI agar tetap menjadi negeri Ahlusunnah wal jamaah. Ini ditegaskan karena gembong Syiah Jalaluddin Rakhmat telah mengancam kaum Muslimin.
“Karena Jalal telah mengancam akan membawa konflik Timur tengah ke Indonesia,” kata Sekjen FUI itu.
“Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri,” tambahnya.
Diakhir orasinya Ustadz Al Khaththath mengajak kaum Muslimin untuk memimpin Jakarta dan Indonesia agar bisa menjaga NKRI sebagai negeri Ahlusunnah wal jamaah.
Pembicara selanjutnya Ustadz Muhammad Thalib menyampaikan tema sejarah kelam Syiah. Katanya dengan taqdir Allah kaum Muslimin sekarang diberikan kesadaran akan bahaya Syiah, padahal tiga puluh lima tahun lalu banyak yang mengagumi Imam Khomaini, tokoh Syiah yang berhasil menggulingkan Syah Muhammad Reza Pahlevi hanya dengan kekuatan politik
Bahkan, kata Ustadz Thalib tanpa sebutir pelurupun Khomaini bisa menumbangkan kekuasaan raja yang gagah perkasa. Sehingga dunia dan umat Islam terkagum-kagum saat itu.
“Pada tahun 1979 kaum muslimin tidak pernah mempertanyakan Syiah, dan apa bedanya Syiah dengan kaum Muslimin yang lain,” kata Ustyadz Thalib.
Tetapi sekarang kaum Muslimin di Jakarta antara lain dengan bimbingan KH Abdurrasyid Abdullah Syafi’i menyadari bahwa Syiah adalah kelompok yang membahayakan.
Dia menguraikan sebab kenapa Indonesia yang Ahlusunnah kok bisa menyambut gegap gempita kemengangan Syiah di Iran.
Ustadz Thalib mengutip murid Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridha pemimpin majalah Almanar dan sekaligus penulis tafsir Almanar di Bahrain mengenai apa rahasia Sunni bisa terpengaruh Syiah.
“Ente bisa ngikutin Syiah itu kenapa?”
Ada tiga peluru Syiah, urai Ustadz Thalib. Pertama kawin Mut’ah. Kalau dalam Islam seorang laki-laki bisa beristri maksimal empat, sementara di Syiah dalam semalam seorang bida kawin dengan banyak perempuan dalam satu malam.
Peluru kedua Syiah, kata Ustad Thalib, adalah propaganda Syiah ke dunia akademik melalui buku yang diterbitkan oleh Syiah. Seperti pemikiran Ali Syariati, Thabathabai dan lain lain
“Penerbit Mizan menjadi motor utamanya,” kata Ustadz Thalib.
Buku-buku itu banyak menitikberatkan pada persatuan Sunnah-Syiah,
Peluru ketiga adalah dana-dana yang dikucurkan Iran dari sejak tahun 1979, yang menurut Ustadz Thalib sudah mencapai 400 milyar rupiah.
Di hadapan jamaah Amir Majelis Mujahidin ini juga menyebut tiga nama tokoh Indonesia yang telah berbaiat kepada Khomaini pada tahun 1979-1980. Satu orang adalah teman ustadz Thalib dan dua orang merupakan guru bahasa Arabnya.
Selain dua pembicara di atas, sejumlah ulama dan tokoh yang hadir pada deklarasi ini antara lain KH. Farid Ahmad Okbah, MA, KH. Abu Muhammad Jibriel, KH. Athian Ali M. Da’i, Lc. MA Abd. Chair Ramadhan dan Munarman, SH.
Acara berlangsung tertib dengan penjagaan ratusan laskar dari beberapa elemen umat Islam. Karena sebelumnya tersiar kabar terdapat intimidasi terhadap sejumlah ulama terkait acara hari ini.
(azmuttaqin/arrahmah.com)