ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan tentang perlunya mendefinisikan ulang terorisme, termasuk mereka yang mendukung tindakan seperti itu.
Erdogan mengatakan bahwa tidak ada bedanya antara seorang teroris yang memegang senjata atau bom dengan orang-orang yang memegang pena untuk melayani tujuan terorisme.
Dia menambahkan bahwa mereka yang memegang pena itu bisa saja seorang jurnalis, anggota parlemen, atau aktivis.
Dia mengatakan itu sehari setelah terjadi serangan bom di ibu kota Turki, Ankara, yang menewaskan 37 orang, lansir BBC, Senin (14/3/2016).
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu, tapi Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan bahwa bukti-bukti yang ada menunjuk kelompok teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai pelakunya.
Pada Senin kemarin Turki melancarkan serangan udara terhadap kelompok teroris PKK di Irak Utara. (fath/arrahmah.com)