JAKARTA (Arrahmah.com) – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan ada tiga korban dari demonstran di Jakarta Selasa yang harus menjalani operasi akibat mengalami luka parah.
Anies mengungkapkan, luka itu mencakup pendarahan dalam seperti selaput darah, otak, hingga tulang belakang.
“Ada tiga pasien yang dilakukan operasi karena pendarahan selaput darah, pendarahan otak, dan trauma tulang belakang. Itu ada tiga orang,” ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Secara keseluruhan, lanjut Anies, ada 273 pengunjuk rasa yang harus dirawat karena menderita luka.
Dari 273 pengunjuk rasa, mayoritas sudah diperbolehkan pulang karena sakit yang mereka derita tidak terlalu parah.
“Per tadi malam, mayoritas (pengunjuk rasa yang dirawat) sudah bisa pulang,” ujar Anies, lansir VIVA.
Anies mengungkapkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan DKI pada Rabu ini tinggal 19 pengunjuk rasa yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit.
Rumah sakit itu di antaranya RSAL Mintohardjo (11 orang), Rumah Sakit Pusat Pertamina (tiga orang), lalu masing-masing satu orang di RS Pelni, RS Pasar Minggu, di RS Bhakti Mulia, RS Pasar Rebo, dan RSCM.
“Per jam 10.00 WIB tadi pagi, yang masih berada di dalam perawatan di rumah sakit jumlahnya 19 orang,” pungkasnya.
Diketahui, ribuan mahasiswa memadati depan Gedung DPR RI di Jakarta dan Gedung DPRD di daerah pada Senin (23/9/2019) hingga Selasa (25/9/2019).
Hari ini, di Jakarta mayoritas demonstran merupakan siswa Sekolah Teknik Mesin (STM) yang memadati Senayan hingga Palmerah.
Dalam tuntutannya, mahasiswa meminta pemerintah membatalkan pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan menunda Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), serta beberapa RUU lainnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo hingga saat ini masih belum mengeluarkan pernyataan perihal tuntutan dalam aksi demonstrasi mahasiswa di sejumlah titik di Indonesia.
(ameera/arrahmah.com)