GOLAN (Arrahmah.com) – Perdana Menteri otoritas Zionis “Israel” Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan akan “selamanya tetap berada di tangan ‘Israel'”, selama pertemuan kontroversial kabinet yang diselenggarakan di wilayah yang dicaplok pada Ahad (17/4/2016).
“Israel” merebut 1.200 kilometer persegi di Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada 1967 dan kemudian mencaploknya, dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional, lansir Ma’an.
Channel 2 “Israel” melaporkan pada Jum’at (15/4) bahwa para pejabat “Israel” telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan di daerah tersebut sebagai isyarat pembangkangan, saat para petinggi negara-negara di dunia bekerja untuk menyusun kesepakatan untuk mengakhiri perang selama lima tahun di Suriah yang juga menyerukan “Israel” untuk menyerahkan kembali Golan ke Suriah.
“Saya memilih untuk mengadakan pertemuan kabinet yang meriah di Dataran Tinggi Golan untuk menyampaikan pesan yang jelas: Golan akan selamanya tetap berada di tangan ‘Israel’. ‘Israel’ tidak akan pernah menyerahkan Golan,” ujar Netanyahu.
Netanyahu mengklaim bahwa “banyak negara” di kawasan-tanpa menyebut secara khusus-sudah mengakui kedaulatan “Israel” di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Al-Marsad, kelompok HAM Arab di Golan memperkirakan bahwa sekitar 130.000 warga Suriah dipaksa mengungsi oleh “Israel” selama pencaplokan di tahun 1967, populasi yang kini telah tumbuh menjadi sekitar 430.000. (haninmazaya/arrahmah.com)