TRIPOLI (Arrahmah.com) – Angkatan Laut Navy SeaL Amerika Serikat menguasai sebuah kapal tanki minyak yang lolos dari pelabuhan Libya setelah membeli minyak bumi dari kelompok bersenjata Libya secara ilegal, laporan Al-Jazeera.
Tidak ada yang terluka dalam operasi pada Minggu (16/3/2014) malam, yang dilakukan angkatan laut AS atas permintaan pemerintah Libya dan Siprus dan dilakukan di perairan internasional sebelah tenggara dari Siprus, kata Sekretaris Pers Pentagon John Kirby.
“Kapal tanker The Morning Glory membawa kargo minyak milik perusahaan pemerintah Libya, National Oil Company. Kapal dan muatannya yang sah diperoleh dari pelabuhan Libya Al-Sidra,“ kata pernyataan itu.
Kapal The Morning Glory berbendera Korea Utara dan dikuasai oleh tiga orang bersenjata dari kelompok pemberontak Libya.
Pemberontak Libya, yang menyerukan bagian lebih besar dari kekayaan minyak dan otonomi, berhasil memuat minyak mentah ke 37.000 ton – tanker , yang lolos dari Angkatan Laut Libya, memalukan pemerintah pusat Libya yang lemah dan mendorong Parlemen Libya untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri Libya.
Kementerian Luar Negeri Siprus mengatakan kapal itu sekarang menuju barat di Laut Mediterania dengan pengawalan militer AS. Kapal itu diparkir 29km barat daya dari Siprus saat operasi terjadi sekitar tengah malam waktu Siprus.
Kapal itu dioperasikan oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Mesir yang diperbolehkan untuk menggunakan sementara bendera Korea Utara di bawah kontrak dengan Pyongyang, kata kantor berita Korea Utara KCNA pada hari Rabu (12/3/2014).
Mentri Pendidikan Libya dan sekaligus Jurubicara Pemerintah Libya Habib Al-Amin dalam konferensi pers menyatakan kapal tanker minyak tersebut memasuki perairan Mesir setelah mendapat serangan dari Angkatan Udara Libya. Kapal itu terakhir kali terlihat bergerak menuju kota Mursi Matruh, Mesir di wilayah perbatasan Mesir – Libya. Pemerintah Libya telah meminta kepada pemerintah Mesir dan negara lain untuk menghentikan kapal tersebut.
Lolosnya kapal tanker minyak The Morning Glory dari kejaran Angkatan laut Libya telah menyebabkan pemecatan PM Libya Ali Zaidan dan pengangkatan Menteri Pertahanan Libya Abdullah Ats-Tsani sebagai PM Sementara. Ali Zaidan sendiri meninggalkan Libya setelah pemecatan tersebut.
(muhib al majdi/arrahmah.com)