BAGHDAD (Arrahmah.id) — Penasihat keamanan nasional Irak dan utusan khusus PBB untuk negara itu sama-sama mengulangi seruan mereka untuk mempercepat pembubaran Kamp al-Hol di Suriah yang menampung ribuan keluarga militan Islamic State (ISIS) pada hari Senin (12/6/2023).
Mereka juga kembali menyerukan pengelolaan proses pemulangan penghuni kamp tersebut sesegera mungkin.
Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji mengatakan, seperti dilansir VOA (13/6), kamp itu dapat menyulut terorisme dan oleh karena itu komunitas internasional wajib bekerja sama untuk membubarkan kamp ini.
Jihan Hanan, direktur kamp itu, mengatakan kepada Associated Press April lalu bahwa terdapat sekitar 51.000 orang di dalam kamp yang dibagi menjadi tiga kategori; orang Suriah, orang Irak dan sekitar 8.000 perempuan dan anak dari 60 negara lainnya yang tinggal di area kamp yang disebut Annex. Mereka pada umumnya digolongkan sebagai pendukung ISIS di antara penghuni kamp lainnya.
Jumlah penghuni kamp itu berkurang, dari yang sebelumnya sempat mencapai 73.000 orang. Sebagian besarnya karena sejumlah orang Suriah dan Irak sudah diizinkan untuk pulang.
Akan tetapi, negara-negara lain banyak yang tidak mau mengambil kembali warga negara mereka, yang meninggalkan negara asal untuk bergabung dengan ISIS setelah kelompok militan itu mendirikan kembali kehilafahan Islam dengan merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada 2014.
Meski dikelola oleh pasukan keamanan yang dipimpin milisi Kurdi, mereka kesulitan mengendalikan kamp itu.
Militansi dan pemahaman ISIS tetap menyebar. Pengikut setia kelompok itu mengintimidasi penghuni lain, khususnya di area Annex, yang menampung lebih dari 5.000 anak.
“Al-Hol terus mengobarkan kebencian dan menjadi sumber inspirasi bagi para militan,” kata utusan khusus PBB untuk Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert.
Setidaknya selama empat tahun, ribuan anak telah tumbuh besar di kamp itu.
Mereka dibesarkan dalam suasana di mana ideologi ISIS masih beredar dan hampir tanpa akses pendidikan. (hanoum/arrahmah.id)