PARIS (Arrahmah.id) – Seorang anggota parlemen Prancis sayap kiri telah menimbulkan kontroversi setelah mengatakan delegasi ‘Israel’ tidak diterima di Olimpiade di Paris.
Thomas Portes, dari partai France Unbowed (LFI), mengatakan dalam sebuah rapat umum untuk mendukung Palestina di kota itu pada Sabtu (20/7/2024), “Saya di sini untuk mengatakan bahwa tidak, delegasi ‘Israel’ tidak diterima di Paris. Atlet ‘Israel’ tidak diterima di Olimpiade Paris.”
Ia kemudian mengatakan kepada harian Le Parisien: “Diplomasi Prancis harus memberikan tekanan pada Komite Olimpiade Internasional agar bendera dan lagu kebangsaan ‘Israel’ tidak diizinkan di Olimpiade, seperti yang dilakukan terhadap Rusia.”
Portes menambahkan: “Kita harus mengakhiri standar ganda ini.”
La délégation Israélienne fera l’objet d’une sécurisation renforcée par les forces de l’ordre pendant toute sa présence sur le territoire national. pic.twitter.com/HPbO1RAmCu
— Gérald DARMANIN (@GDarmanin) July 21, 2024
‘Keamanan yang Diperkuat’
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin mengatakan atlet ‘Israel’ akan menerima pengamanan ketat oleh polisi selama acara berlangsung.
Dia mengatakan Portes “menargetkan atlet ‘Israel’,” demikian laporan kantor berita Anadolu.
Wali kota Nice di bagian selatan, Christian Estrosi, dilaporkan meminta “proses pembubaran” terhadap LFI.
Menurut Anadolu, presiden dan pengacara Organisasi Yahudi Eropa, Muriel Ouaknine-Melki mengatakan kepada lembaga penyiaran Cnews bahwa mereka akan mengajukan pengaduan terhadap Portes atas tuduhan hasutan kebencian.
‘Standar ganda’
Namun, anggota parlemen sayap kiri menyatakan dukungan untuk Portes pada X.
“Genosida masih berlangsung di Gaza. Hampir 40.000 orang tewas,” kata anggota parlemen Aurelien Le Coq di X. “Sedikit orang yang mengecamnya dan menuntut sanksi adalah target dari kelompok sayap kanan. Dukung @Portes_Thomas.”
Ia menambahkan: “Atlet Rusia berparade di bawah bendera netral. Mengapa bukan ‘Israel’?”
Anggota parlemen lainnya, Jerome Legrave, menyebut reaksi terhadap pernyataan Portes “tidak dapat ditoleransi.”
“Apa yang kolega dan kawan saya katakan dan kecam adalah bahwa ketika menyangkut ‘Israel’ dan pemerintahnya, (sang) dalang pembantaian seluruh bangsa, aturan yang berlaku adalah ‘standar ganda’ yang lebih dari sebelumnya,” katanya di X.
“Semua kontroversi yang dilancarkan terhadapnya pada kenyataannya hanya memiliki satu tujuan: mencoba menghapus dan menyembunyikan fakta bahwa selama lebih dari 9 bulan genosida telah berlangsung. Apa pun ledakannya, kami tidak akan diam dan akan terus berjuang untuk mengakhiri kebiadaban ini,” tambahnya.
Pelanggaran Hukum Internasional
Anggota parlemen Aymeric Caron mengatakan, “Akan logis jika IOC (International Olympic Committee) menerapkan perlakuan yang sama kepada delegasi ‘Israel’ di Paris seperti yang diterapkan kepada atlet Rusia dan Belarusia: bendera netral.”
Anggota parlemen lainnya, Manuel Bompard mengatakan: “Saya mendukung Thomas Portes dalam menghadapi gelombang kebencian yang dialaminya. Menghadapi pelanggaran hukum internasional yang berulang-ulang oleh pemerintah ‘Israel’, sah-sah saja untuk meminta agar atletnya berkompetisi di bawah bendera netral di Olimpiade.”
Anggota LFI telah menyatakan dukungannya terhadap Gaza dan perjuangan Palestina sejak serangan militer Israel di Jalur Gaza dimulai Oktober lalu.
Menteri Luar Negeri Prancis, Stéphane Séjourné, mengatakan pada Senin (22/7) bahwa delegasi ‘Israel’ “dipersilakan untuk menghadiri Olimpiade dan Paralimpiade. Prancis akan menjamin keamanan semua delegasi.”
Panggilan ke IOC
Bulan lalu, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor pusat IOC di Lausanne, Swiss agar ‘Israel’ dilarang berkompetisi di Olimpiade 2024 di tengah serangan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Para pengunjuk rasa menunjukkan bahwa komite “hanya butuh beberapa hari” untuk mengecualikan Rusia dan Belarus dari Olimpiade 2022 karena perang di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Menurut panitia, atlet dari Rusia dan Belarus akan diizinkan untuk berkompetisi di Olimpiade tahun ini sebagai atlet netral. Namun, mereka tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam upacara pembukaan dan tidak akan menggunakan bendera, lambang, atau lagu kebangsaan. (zarahamala/arrahmah.id)