TEHERAN (Arrahmah.com) – Seorang anggota Parlemen Iran mengungkapkan bahwa ada 55 perusahaan Iran yang bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan “Israel” atau menjadi cabang bagi perusahaan-perusahaan “Israel”, saat ini beroperasi di Iran.
Ia menyerukan kepada dua departemen terkait, Departemen Keamanan dan Intelijen dan Departemen Luar Negeri, untuk melakukan penyidikan atas hal itu dan menyampaikan hasilnya kepada Parlemen.
Kantor berita Faris melaporkan pernyataan itu diungkapkan oleh Mustafa Afzhali, salah seorang jurubicara Komisi “Pasal 90” dalam Parlemen Iran. Komisi tersebut berwenang mendalami pengaduan-pengaduan terhadap tiga unsur kekuasaan, dikutip oleh Al-Arabiya dan sejumlah media massa Timur Tengah lainnya.
Kantor berita itu pada Rabu (29/5/2014) malam mengutip penegasan dari Afzhali mengenai informasi terbaru seputar perusahaan-perusahaan Iran yang berkaitan dengan “Israel”. Dalam pernyataannya Afzhali mengatakan, “Kami telah mengirimkan surat kepada Departemen Keamanan dan Intelijen dan Departemen Luar Negeri. Sampai saat ini kami masih menunggu kejelasan perusahaan mana saja yang memiliki kaitan dengan Israel.”
Secara resmi Iran telah menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel sejak kemenangan revolusi Syiah Imamiyah Itsna ‘Asyariah pada tahun 1969. Saat itu rezim Syiah Iran menutup kedutaan besar “Israel” di Teheran dan menyerahkannya kepada PLO. Iran dan “Israel” seringkali saling mengancam di media massa.
Namun bukti-bukti yang sangat banyak menunjukkan adanya hubungan sangat intensif antara rezim Syiah Iran dan penjajah zionis “Israel” secara diam-diam. Mantan Wakil Presiden Iran pernah menegaskan bahwa rakyat Israel adalah kawan bagi rakyat Iran.
Bukti-bukti resmi berupa surat-surat kenegaraan dan wawancara dengan para petinggi pemerintahan Amerika, “Israel” dan Iran mengenai hubungan serius antara Iran dan “Israel” antara lain telah dipaparkan secara detail dalam disertasi Trita Parsi yang berjudul Treacherous Alliance: The Secret Dealings of Israel, Iran and The US.
Lewat disertasi tersebut Trita Parsi meraih gelar PhD pada Johns Hopkins University. Ia juga meraih penghargaan 2008 Arthur Ross silver Medallion dan Grameweyer 2010 Award for Improving The world Order.
(muhib al majdi/arrahmah.com)