KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Anggota parlemen internasional berkumpul di Malaysia akhir pekan ini untuk mempertahankan kota Yerusalem serta Palestina, lansir Anadolu Agency.
Pada hari kedua dan terakhir Konferensi ke-3 Platform Jerusalem Antar-Parlemen di Kuala Lumpur pada Ahad (9/2/2020), para anggota parlemen berkumpul untuk membahas Yerusalem dan apa yang disebut sebagai rencana perdamaian Timur Tengah “Deal of the Century” yang diusulkan AS.
Selama sesi regional berjudul “Menuju strategi yang efektif untuk mengakhiri pendudukan Israel,” anggota parlemen Turki dari Turki, Tajikistan, Kazakhstan, dan Kirgistan turut angkat bicara.
Hasan Turan, ketua Kelompok Persahabatan Turki-Palestina dari Parlemen Turki, mengatakan bahwa bukan hanya Muslim, tetapi semua manusia menentang penganiayaan di Palestina.
“Saya mendengarkan pidato para deputi dari Amerika Latin pada sesi kemarin. Mereka bukan Muslim, tetapi mereka menekankan bahwa jika perlu, mereka akan mengangkat senjata, atas isu ini,” lanjut Turan.
Turan juga mengatakan, 128 negara telah menolak apa yang disebut rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump.
“Deal of the Century” usulan Trump, yang diumumkan bulan lalu, menyebut Yerusalem sebagai “ibukota Israel yang tidak terbagi” dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat, termasuk pemukiman yang dibangun secara ilegal.
Alpay Antmen, wakil dari oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) Turki, mengatakan bahwa seluruh negara Turki mendukung perjuangan Palestina dan hak asasi manusia mereka di Yerussalem telah dilanggar.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengirim pesan ke konferensi ini, dan menyatakan penolakannya atas “Deal of the Century” usulan Trump.
“Kami tidak mengakui rencana [AS] ini, yang berarti aneksasi tanah Palestina, benar-benar menghancurkan Palestina, dan sepenuhnya merebut Yerusalem. Kami tidak pernah menerima upaya ini, yang menerima solusi dua negara di permukaan tetapi sebenarnyamelegitimasi pendudukan Israel di bawah mandat pemerintah Amerika,” tegas Erdogan.
Anggota parlemen Italia Michele Piras, yang mewakili Italia pada konferensi itu, mengatakan: “Yerusalem, tentu saja, adalah ibukota Palestina, dan juga ibukota spiritual dunia dan ibukota perdamaian dan dialog.”
“Turki dan Italia dapat menyiapkan rencana perdamaian alternatif bagi Palestina untuk melawan rencana perdamaian Trump. Untuk ini, kita harus memastikan bahwa Palestina memiliki kebebasan sejati mereka, yaitu, tidak hanya kemerdekaan budaya tetapi juga ekonomi,” jelasnya.
(ameera/arrahmah.com)