Geert Wilders, seorang anggota parlemen Belanda masih saja ’meributkan’ Al-Quran dan Islam. Sebelum ini, ia pernah mengusulkan melarang Al-Quran
Parlemen Belanda tidak tahu bagaimana harus menyikapi sesama anggota parlemen dari partai PVV yang dalam pemilu terakhir tahun lalu meraih sembilan kursi parlemen. Di bawah pimpinan Geert Wilders, PVV memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang habis Islam.
Bulan lalu misalnya Geert Wilders tampil dalam berita karena mati-matian ingin supaya kitab suci Al-Quran dilarang, karena menurutnya itu cuma buku mengerikan yang menyerukan pembunuhan dan kematian.
Walaupun tidak ada politisi di Den Haag yang peduli pada Wilders, atau menganggap serius politikus ini, orang kecut juga terhadap kampanye anti Islamnya yang ternyata memperoleh ganjaran kursi dari para pemilih Belanda. Dalam pelbagai jajak pendapat PVV terus diuntungkan.
Parlemen Belanda Kamis (6/9) menggelar debat berdasarkan laporan Dewan Ilmiah untuk Kebijakan Pemerintah WRR. WRR adalah suatu dewan penasehat berbobot pemerintah Belanda. Dalam laporannya WRR mengatakan bahwa jumlah penganut Islam radikal di Belanda masih lumayan. Sebagian besar dari sekitar satu juta penganut Islam di Belanda, moderat. Dan jumlah kaum radikal hanya berjumlah sekitar puluhan ribu saja. Sejumlah msjid memang mengandung resiko tinggi, karena di sana disebarkan pendapat-pendapat ortodoks. Tetapi sebagian besar penganut agama Islam tergolong moderat.
Namun defenisi seperti ini sering menyesatkan. Terutama banyak merugikan kaum Muslim. Sebab, apa kreterianya moderat dan radikal juga masih belum jelas.
Baru-baru ini, WRR dalam laporannya mendukung digelarnya sebanyak mungkin dialog dengan Islam Belanda. Dengan begitu maka integrasi agama di masyarakat Belanda justru bisa ditingkatkan. Pemerintah secara garis besar sependapat dengan kesimpulan WRR.
Namun Geert Wilders tidak menghargai laporan WRR. Ia menggunakan waktu bicaranya untuk kembali mencerca Islam dan berbicara secara blak-blakan. Wilders kemudian mengusulkan larangan terhadap Al Quran dan burka, penutupan semua masjid di Belanda, penutupan tapal batas bagi orang Muslim dan pengusiran kawula muda Belanda/Maroko yang membuat onar dalam bentuk apapun.
Pragmatis
Menteri urusan Integrasi, Ella Vogelaar, yang vbelum lama ini bicara soal Belanda di masa depan sebagai masyarakat dengan unsur Yahudi, Kristen dan Islam, dicerca langsung dan keras oleh Wilders. Sesama anggota parlemen Wilders bahkan menilainya sebagai penghinaan terhadap Menteri Vogelaar.
Karena Vogelaar tidak menarik ucapannya maka Wilders mengajukan mosi tidak percaya terhadap sang menteri. Mosi Wilders hanya didukung oleh kesembilan anggota PVV.
Pemerintah Belanda pada umumnya setuju dengan usulan-usulan WRR. PM Jan Peter Balkenende mengusulkan agar pemerintah bersikap pragmatis dan menindak hal-hal yang melampaui batas, tetapi pada dasarnya tetap mencari dialog. Pemerintah menolak sikap partai PVV. Kini Den Haag dengan tegang menunggu jajak pendapat soal sikap pemilih. Trend bahwa pemilih memihak partai yang mencerca muslim di Belanda, masih terasa.
Sumber: Hidayatullah