NEW YORK (Arrahmah.id) — Seorang anggota dewan Kota New York tampak membawa pistol di pinggangnya saat dia menentang unjuk rasa pro-Palestina di luar Brooklyn College pada Kamis (12/10/2023
Setelah foto dirinya membawa senjata menjadi viral di X, dilansir Middle East Eye (13/10), anggota dewan Inna Vernikov ditangkap pada Jumat (13/10) dan didakwa melakukan tindak pidana kepemilikan senjata api.
Meskipun Vernikov, mengaku memiliki izin membawa senjata. Namun di kota New York, membawa senjata secara terbuka adalah tindakan ilegal.
“Bahkan dengan izin membawa senjata, Anda tidak boleh membawa senjata saat melakukan protes karena itu dianggap sebagai ‘lokasi sensitif’,” kata Ali Najmi, pengacara hukum pemilu dan pembelaan pidana kepada Middle East Eye.
“Itu melanggar hukum menurut UU Pidana 265.01E,” ujarnya. “Undang-undang secara khusus menyebutkan protes di bawah sub-bagian. Ini adalah Kejahatan kelas E.”
Protes pada hari Kamis diikuti oleh hampir 200 orang, sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa dan profesor dari Brooklyn College, sebuah kampus yang dikelilingi oleh dua sekolah lagi termasuk sebuah sekolah menengah atas dan sebuah sekolah dasar. Puluhan siswa dari sekolah menengah terdekat juga hadir.
Saat pengunjuk rasa tiba di luar kampus, mereka dihadapkan pada barikade dan kehadiran Departemen Kepolisian New York (NYPD). Dua helikopter NYPD juga mengerumuni aksi protes tersebut.
Para pengunjuk rasa tandingan, mereka yang mendukung Israel, berdiri di sisi lain barikade. Jumlah mereka hanya ada 20 orang, dan salah satunya adalah Vernikov.
“Dia menghampiri kami dan berteriak ‘Hamas, Hamas, Hamas. Teroris, teroris, teroris ada di hadapan kita. Dia mencoba membuat keributan, tapi tidak berhasil,” kata seorang anggota Students for Justice in Palestine (SJP) di Brooklyn College kepada Middle East Eye.
Ketika orang-orang mulai menyadari bahwa Vernikov memiliki pistol yang terlihat mencuat dari ikat pinggang celana birunya, mereka mulai berteriak: “Senapan, pistol, dia punya pistol!”
Menurut anggota SJP itu, polisi tidak berbuat apa-apa. Dia akhirnya menyimpan senjatanya.
“Banyak orang merasa terancam. Mengapa ada anggota dewan yang datang ke depan kampus kita dengan membawa senjata? Kenapa dia bersenjata? Kenapa dia memamerkannya?” siswa itu bertanya.
“Kenapa dia mencoba menakuti kita? Dia mencoba menimbulkan rasa takut. Banyak orang yang takut dan merasa hidupnya dalam bahaya,” ujarnya. “Kami juga memiliki begitu banyak siswa sekolah menengah di sana.” (hanoum/arrahmah.id)