Washington (arrahmah) – Belanja Pentagon (markas besar angkatan bersenjata AS) untuk alat utama sistem persenjataan, sudah melesat menjadi 1,6 triliun dolar sehingga menjadi yang tertinggi dalam dua dasawarsa terakhir.
Program-program persenjataan tersebut menjadi terlalu besar dan tidak sesuai jadwal, ungkap audit pemerintah. Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) mengatakan bahwa 72 program, mulai dari jet tempur hingga kapal perang dan satelit, lebih mahal 295 miliar dolar dari anggaran tahun 2007 dan rata-rata terlambat 21 bulan.
Pengeluaran untuk persenjataan baru itu terus naik, walaupun anggarannya harus bersaing dengan biaya perang di Afghanistan dan Irak, padahal di berbagai bidang lain, terdapat penurunan pembelanjaan anggaran pemerintah. Investasi Departemen Pertahanan AS (DOD) dalam sistem persenjataan telah naik dua kali lipat, dari 790 miliar dolar pada tahun 2000, menjadi 1,6 triliun dolar pada tahun 2007.
Biaya akuisisi adalah enam persen lebih tinggi daripada perkiraan awal pada tahun 2000, namun mereka lebih tinggi 26 persen pada tahun 2007. Hal tersebut belum termasuk biaya penelitian dan pengembangan yang sudah 40 persen melebihi anggaran pada tahun lalu.
Biaya tersebut akan sulit bertahan karena program persenjataan mendapat persaingan ketat dari dana perang serta program non-militer, seperti jaminan sosial, kata GAO. Pentagon bermaksud menginvestasikan sekitar 900 miliar dolar hingga lima tahun mendatang guna pengembangan dan pengadaan, termasuk di dalamnya adalah 335 miliar dolar, atau 37 persen, untuk alat utama sistem persenjataan baru.
“Setiap dolar yang dikeluarkan secara tak efisien dalam mengembangkan dan mengadakan sistem senjata, berakibat makin sedikit uang yang ada untuk prioritas anggaran internal maupun eksternal lainnya misalnya perang global melawan teror dan program-program pemberian hak yang terus berkembang (seperti jaminan sosial),” kata Gene Dodaro, pelaksana tugas pengawas keuangan GAO, dalam laporan untuk Kongres, Senin.
“Ketidakefisienan ini juga sering menyebabkan pengiriman tidak seperti yang disepakati, misalnya berjumlah lebih sedikit atau terlambat diserahkan kepada pengguna,” kata Dodaro., [rolantara/afp/mim]