SURABAYA (Arrahmah.com) – Muhammadiyah menyatakan Syiah bukan ajaran sesat tetapi organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu tidak sepakat dengan aliran keagamaan yang berkembang di Iran tersebut, sikap ini berbeda dengan yang dilakukan PW Muhammadiyah Jawa Timur pada Maret lalu.
“Syiah memang lebih cenderung kepada amaliah yang terkait langsung dengan Ali bin Abi Thalib, tapi hal itu bukan berarti sesat, karena itu hanya konsekuensi dari sebuah kultus individu,” Ketua PP Muhammadiyah Syafiq A Mughni di Surabaya sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (29/8).
Menurut Syafiq, perbedaan yang sangat menonjol terkait Syiah itu masalah kepemimpinan setelah Nabi Muhammadiyah harus dijabat Ali bin Abi Thalib.
“Dari sudut ajaran Islam, saya memang tidak sepakat dengan Syiah, tapi perbedaan itu juga ada dalam paham-paham lain yang ada di dalam Islam,” katanya
Ia juga mengatakan kepada Syiah dan aliran keagamaan yang lain untuk saling menghormati dan membangun kehidupan berbangsa lebih baik.
“Kepada Syiah dan aliran atau paham apapun sebaiknya justru saling menghormati dan menghargai untuk membangun kehidupan yang lebih baik,” jelas Guru Besar Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Lanjutnya Muhammadiyah mengutuk kekerasan yang dilakukan terhadap penganut Syiah di Sampang. “Sebab mereka juga sama dengan kita sebagai umat Islam dan sebagai warga negara Indonesia,” papar Syafiq.
Sementara itu, dalam pertemuan bertajuk “Silaturrahmi Ulama-Umara, Menyikapi Berbagai Faham Keagamaan di Jawa Timur” yang dihadiri sekitar 50 ulama Jawa Timur, Selasa (06/03/2012), dikutip hidayatullah.com, para ulama (termasuk wakil PWNU dan PW Muhammadiyah) tidak ada perbedaan pendapat tentang kesesatan Syiah.
Dalam acara yang diselenggarakan di Kantor Wilayah Depag Jawa Timur, Jl. Raya Juanda Surabaya tersebut, dua organisasi Islam yang cukup besar di Jawa Timur, NU dan Muhammadiyah bahkan mendesak Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo segera menindak-lanjuti rekomendasi para ulama.
“Akhir-akhir ini di Jawa Timur terjadi keresahan sosial. Jika ini tidak dicegah, akan berimplikasi timbulnya perbuatan-perbuatan anarkis, yang pada gilirannya mengancam stabilitas nasional. Untuk itu, kami dari Pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur mendukung keputusan MUI Jatim tentang berbagai aliran sesat di Jatim dan mendorong pemerintah daerah Propinsi Jawa Timur untuk selanjutnya mengambil langkah-langkah dan bersinergi dengan pemerintah pusat dan mengambil langkah-langkah lanjutan sebagai fungsi mencegah terjadinya anarkis,” ujar Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, Prof Dr Tohir Luth. (bilal/arrahmah.com)