(Arrahmah.com) – Tidak bisa berpisah dengan smartphone Anda? Terus-menerus memeriksa perangkat smartphone tanpa alasan jelas? Kemungkinan Anda seorang pecandu smartphone.
Hasil studi di Iowa State University menunjukkan, bahwa nomofobia atau rasa takut tidak sedang memegang ponsel adalah hal yang nyata. Para peneliti juga mengungkap tanda-tanda jika seseorang kecanduan smartphone, sebagaimana dikutip dari Deutsche Welle, sebagai berikut:
1. Baterai
Anda sangat ketakutan saat baterai smartphone mulai menipis.
2. Internet
Jika 3G/4G Anda tidak berfungsi atau smartphone tidak bisa terhubung dengan Wi-Fi, maka Anda akan kerap memeriksa apakah ada jaringan Wi-Fi di lokasi Anda, dan Anda merasa panik kalau tidak bisa terhubung dengan Wi-Fi.
3. Terdampar
Jika tidak menggunakan smartphone, Anda merasa takut akan tersesat di lokasi yang tidak Anda kenal sebelumnya.
4. Jejaring Sosial
Anda merasa tidak nyaman apabila tidak bisa mengaktualisir status di jejaring sosial dan/atau di jejaring sosial lainnya.
5. Telepon dan SMS
Anda merasa stres jika tidak bisa dihubungi, menghubungi dan tidak bisa menerima telepon atau SMS.
6. Informasi
Anda merasa terganggu jika tidak bisa memperoleh informasi dari smartphone.
7. Pulsa Habis
Anda merasa panik luar biasa jika kehabisan pulsa atau penggunaan ponsel telah melebihi batas durasi bulanan.
8. Tidak Bisa Lepas
Anda akan merasa aneh tanpa smartphone, karena anda tidak tahu apa lagi yang bisa Anda lakukan. Sampai-sampai smartphone pun dibawa tidur.
Bentuk tanda kecanduan smartphone yang lain seperti dikutip dari androidpit, 5 signs that you’re a smartphone addict, antara lain:
1. Berjalan sambil SMS-an
Lampu jalan, tiang listrik sampah, dan orang-orang yang lalu lalang semua hal ini menjadi tak terlihat ketika Anda sedang asyik melakukan percakapan di WhatsApp bersama teman-teman Anda hingga Anda menabraknya.
Kecelakaan yang terkait dengan penggunaan Smartphone sedang meningkat. Ini sangat serius terjadi di Nevada, Amerika, sehingga polisi mulai menerapkan denda terhadap orang yang SMS sambil berjalan. Di Inggris beberapa tahun yang lalu bahkan harus memasang busa di tiang lampu untuk menghindari kecelakaan akibat orang yang SMS sambil berjalan.
2. Bahkan ke toilet pun bawa smartphone.
Saking tidak bisa berpisah dengan Smartphone, bahkan ke toilet pun tidak lupa membawa Smarphone. Dan ketika Anda sudah masuk ke toilet dan menyadari bahwa Anda lupa membawa Smartphone, Anda keluar mengambil Samrtphone dan kembali ke toilet. Jika mengalami hal demikian, setidaknya Anda tidak sendirian. Studi oleh Plaxo menemukan bahwa 19 persen dari semua pengguna smartphone menjatuhkan ponsel mereka ke toilet.
3. Anda mengandalkan Google dalam percakapan.
Anda duduk mengitari meja makan bersama dengan sekelompok teman-teman Anda, ketika seseorang mengatakan sesuatu yang menyebabkan perdebatan yang memicu diskusi, di mana setiap orang mengedepankan sudut pandang mereka sendiri dan beberapa resolusi tercapai, tiba-tiba ada yang nyeletuk, “OK, Google”. Dan semuanya terdiam, mencari informasi dari Google tentang masalah tersebut.
4. Anda ingin merekam setiap ‘momen ajaib’ di ponsel Anda.
Tentu saja hal yang bagus untuk merekam saat-saat yang paling ajaib dalam hidup sebagai kenang-kenangan, tapi pastikan bahwa Anda tidak terlalu berlebihan. Tidak harus dalam setiap hal Anda harus foto selfie atau merekam sesuatu tentang Anda.
5. Anda terlelap dengan tetap memegang ponsel.
Anda semua mungkin pernah membaca penelitian tentang bagaimana penggunaan smartphone atau tablet sebelum tidur memiliki dampak buruk terhadap tidur Anda. Sebuah penelitian terbaru di Norwegia, misalnya, menemukan bahwa menggunakan smartphone satu jam sebelum tidur bisa menyebabkan Anda mengalami gangguan tidur.
Meskipun semua data tersebut mengatakan bahwa menggunakan Smartphone sebelum tidur adalah buruk bagi kesehatan, akan tetapi banyak dari kita “merasa perlu” untuk menggunakan Smartphone sebelum tidur. Bahkan ada yang sampai tidak tidur semalam karena tidak bisa mengontrol keinginannya untuk terus memandang layar Smartphone. Jika hal demikian terjadi, maka Anda menderita kecanduan Smartphone dan harus segera dihentikan.
Adrian Wang, seorang psikiater di Rumah Sakit Gleneagles Medical Centre, mengatakan, bahwa kecanduan digital harus diklasifikasikan sebagai gangguan kejiwaan.
Dia mengatakan telah mengobati seorang siswa laki-laki 18 tahun dengan gejala ekstrim: “Ketika saya melihatnya, ia memiliki rambut panjang tak dicukur-cukur, kurus, dia tidak mandi selama berhari-hari, ia tampak seperti seorang pria tunawisma,” kata Wang pada AFP.
Setelah ayahnya mencabut akses internet di rumah, dengan putus asa anak itu mencoba untuk mendapatkan koneksi nirkabel dari tetangga. Dia akhirnya dirawat di rumah sakit, memakai obat anti-tekanan dan mengikuti banyak konseling.
Trisha Lin, asisten profesor komunikasi di Nanyang Technological University, mengatakan kaum muda menghadapi risiko yang lebih tinggi karena mereka mengadopsi teknologi baru sebelumnya, tetapi tidak dapat menentukan batas-batas.
Lin mendefinisikan, kecanduan digital bisa dikenali lewat sejumlah gejala: ketidakmampuan untuk mengontrol keinginan, kecemasan ketika dipisahkan dari smartphone, hilangnya produktivitas dalam studi atau di tempat kerja, dan kebutuhan untuk terus-menerus memeriksa telefon.
Lin memperingatkan bahwa orang tua harus menghindari memberikan anak-anak mereka smartphone atau komputer tablet untuk menjaga agar mereka tenang.
(ameera/arrahmah.com)