(Arrahmah.com) – Kontroversi atas eksekusi yang dilakukan oleh Jama’ah “Daulah Islam”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dengan cara membakar hidup-hidup seorang pilot Yordania yang menjadi tawanan mereka dan yang dinyatakan bersalah karena telah terlibat dalam operasi salibis dalam memerangi Islam bukanlah sekedar persoalan boleh atau tidaknya eksekusi ini dalam tinjauan syari’at.
Keturutsertaan dalam memerangi kaum Muslimin jelas merupakan kejahatan keji dan munkar, yang hukumnya dalam syari’at adalah murtad. Akan tetapi yang kemudian menjadi perhatian adalah kebijakan-kebijakan Jama’ah Daulah yang penuh kontroversi. Para Ulama dan peneliti Islam telah membahas panjang lebar tentang sepak terjang jama’ah ini dalam upaya mereka merusak jihad, merusak citra Mujahidin di mata umum dan kaum Muslimin, serta khususnya di mata selain kaum Muslimin yang tidak melihat Islam kecuali melalui gambaran keji dan adegan beringas yang jama’ah ini suguhkan.
Berikut ini merupakan sebuah analisa terkait eksekusi mati yang dilakukan oleh Jama’ah Daulah beberapa hari yang lalu terhadap seorang tawanan mereka dengan cara dibakar hidup-hidup dan tindakan mereka mempertontonkan adegan itu yang malah menjadikan orang-orang balik bersimpati pada kematian sadis si pilot dan melupakan sebab kejahatan mengapa dia dibunuh.
Analisa berjudul Jama’ah Daulah “Sedang Mengencingi Mata Air Zam Zam” yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Jum’at (6/2/2015) ini diterjemahkan dan diedit dari tulisan: Adil Al-Basya, da’i muda dan peneliti serta pemerhati Revolusi Islam Suriah, yang menjelaskan bahwa Jama’ah Daulah melakukan eksekusi bakar dan menyebarkan adegan itu dengan beberapa modus. Berikut analisa tersebut selengkapnya.
بسم الله الرحمن الرحيم
Berbagai diskusi, debat, adu argumentasi hingga saling berbantahan telah menjadi pemandangan lazim pasca pilot Jordania yang berada dalam tahanan jama’ah Daulah beberapa hari lalu telah dieksekusi mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Dan benar, peristiwa ini amatlah berdampak dahsyat dan besar, diantaranya adalah menjadikan banyak orang sibuk dalam perdebatan membahas peristiwa ini, bahkan ada yang melaknat hingga mengutuk aksi ini dan melihat apa yang telah dilakukan oleh jama’ah Daulah adalah ibarat sebuah pepatah arab “seorang yang telah mengencingi mata air Zam zam”. Tindakan diluar nalar dan amat dahsyat ini telah menjadikan ‘gerombolan badui’ ini mancatatkan nama mereka dalam perjalanan sejarah yang menjadi simbol kekonyolan dan lelucon sampah.
Kontroversi atas eksekusi membakar hidup-hidup pilot Jordania bukanlah sekedar persoalan boleh atau tidaknya eksekusi ini dalam tinjauan syari’at. Tidak diragukan lagi bahwa keturutsertaan dalam memerangi kaum muslimin adalah kejahatan keji dan munkar, yang hukumnya dalam syari’at adalah murtad. Akan tetapi yang menjadi perhatian kita pada jama’ah ini adalah kebijakan-kebijakan mereka yang penuh kontroversi. Para Ulama dan peneliti Islam telah membahas panjang lebar tentang sepak terjang Jama’ah ini dalam upaya mereka merusak jihad, merusak citra Mujahidin di mata umum dan kaum muslimin, dan khususnya dimata selain kaum muslimin yang tidak melihat Islam kecuali melalui gambaran keji dan adegan beringas yang jama’ah ini suguhkan.
Sesungguhnya keabsahan membunuh pilot ini adalah perkara yang sangat jelas dalam syari’at berdasarkan kejahatan si pilot yang telah membunuh kaum muslimin dengan pesawat tempur yang ia kendalikan. Akan tetapi mempertontonkan adegan pembantaian dengan cara membakar si pilot dalam keadaan masih hidup tentu sangat menyesakkan dada siapapun yang menontonnya. Dan malah menjadikan orang-orang balik bersimpati pada kematian sadis si pilot dan melupakan sebab kejahatan mengapa dia dibunuh.
Tidak diragukan lagi bahwa jama’ah Daulah melakukan eksekusi ini dan menyebarkan adegan aksi mereka dengan beberapa modus:
Pertama: Jama’ah Daulah sedang berupaya menutupi kegagalan besar dan kekalahan telak mereka di Kobane, serta mundurnya mereka secara total dari kota yang telah mereka kerahkan besar-besaran segala kekuatan militer dan kekuatan media yang mereka miliki. Tercatat ribuan prajurit tempur dan puluhan alat perang berat dikerahkan ke Kobane oleh Daulah, dan di waktu yang sama propaganda media Daulah terus-terusan membesarkan berita kemenangan Daulah disana. Faktanya ternyata tidak semanis yang diharapkan, Jama’ah Daulah terjungkal dan dibantai tak berdaya, mereka terpaksa mundur meninggalkan ratusan prajurit yang tewas dan dalam beberapa statistik diyakini jumlah prajurit Daulah yang tewas di Kobane telah melebih angka 1000 prajurit.
Kedua: Untuk menutupi kekalahan telak Daulah di komplek Bandara Militer di Dier Ezzour yang kini dikuasai total oleh tentara rezim Asad. Setelah sebelumnya Daulah sesumbar dan sangat percaya diri dapat menguasai Basecamp Militer terbesar di wilayah timur Suriah ini.
Ketiga: Untuk menutupi kekalahan yang berkali-kali dan mundurnya Jama’ah Daulah dari beberapa titik pertempuran di Irak. Daulah kalah di medan yang merupakan pusat khilafah yang mereka yakini sebagai garis takdir Ilahi untuk mereka kuasai sebagai pembuktian dalil-dalil kebenaran khilafah dan manhaj mereka.
Keempat: Untuk mengalihkan perhatian dunia dan kaum muslimin atas fakta terbaru di Irak yang menunjukkan Daulah telah mundur dari utara Mosul, Diyali, Tikrit, dan Fallujah serta menyusul kekalahan mereka saat ini di Kirkuk. Wilayah-wilayah yang selama ini sangat mereka banggakan dan mereka nyatakan sebagai territorial resmi Daulah. Dahulu dengan bangga Daulah menyatakan bahwa para penduduk wilayah-wilayah tersebut sebagai ‘warga Daulah’, dan lihatlah saat ini Daulah meninggalkan kaum muslimin yang dahulu mereka klaim sebagai warga mereka ke tangan-tangan buas para milisi Syi’ah Rafidhah.
Kelima: Daulah sedang menutupi isu perpecahan dan banyaknya anggota mereka yang keluar dan kabur, khususnya apa yang saat ini sedang terjadi di Raqqah. Dan menutupi berita banyaknya para petinggi penting mereka yang melarikan diri, terutama Amir Kepolisian Daulah, dan Abu Ubaydah Al-Misri Bendahara umum Daulah yang melarikan uang Daulah diperkirakan sebanyak 4 juta US Dollar.
Keenam: Daulah menjadikan peristiwa ini sebagai propaganda untuk merekrut para pemuda baru yang memiliki semangat jihad yang menggebu-gebu dan mereka yang ingin membalas dendam dan memuaskan diri dengan membalas Koalisi para ‘musuh-musuh Islam’.
Ketujuh: Peristiwa ini adalah pengalihan isu terhadap kejahatan-kejahatan Daulah atas kaum muslimin dan mujahidin yang tak bisa mereka bantah dan tutupi lagi dan fakta ini semakin terkuak ke publik satu persatu.
Kedelapan: Menutupi kebrutalan kebijakan Daulah baru-baru ini yang memutuskan untuk mengeksekusi dua sandera warga negara Jepang.
Penutup:
Adegan eksekusi ini telah menjadi materi yang sangat mendeskreditkan Islam, dan semakin menjauhkan umat Islam yang awam dari agama mereka dan para Ulamanya, dan semakin menggambarkan mujahidin layaknya monster yang beringas. Akhirnya masyarakat Islam tidak bisa lagi membedakan mana mujahidin yang benar-benar sedang membela dan berjuang demi mereka, untuk membebaskan tanah mereka dan menggulingkan thagut yang berkuasa untuk kemudian menerapakan syari’at Allah semata bagi hidup mereka! dan mana gerombolan yang menamakan diri mereka juga mujahidin, tetapi sebenarnya mereka adalah adalah kumpulan orang-orang dungu dan ekstrim. Umumnya kaum muslimin dewasa ini tidak mampu melihat dan memahami perbedaan dan perincian ini, sehingga di mata mereka semua mujahid dianggap sama saja. Dan yang paling bahaya dari semua bias ini adalah: kaum muslimin akhirnya berkesimpulan bahwa syari’at dan khilafah ternyata hanya memberikan aksi-aksi potong leher, menebas anggota tubuh, penyaliban, dan membakar orang dengan api.
Maka tidak diragukan lagi bahwa perkara ini dengan gambaran diatas hukumnya adalah haram dalam syari’at, dan banyak dalil yang menjelaskan ini. Para fuqaha’ yang membolehkan ini mensyaratkannya harus dalam kondisi di tengah peperangan atau dalam keadaan terdesak. Atau dalam kondisi dimana musuh mengancam akan membakar kaum muslimin yang mereka tawan, maka kita dibolehkan membalas dengan cara yang sama. Atau di dalam penerapan qishas, dimana dia pernah membakar maka dia dibalas bakar. Maka semua syarat-syarat ini menjadikan perkara ini (membakar dalam keadaan masih hidup) haram untuk diterapkan pada si pilot.
Beberapa dalil telah menunjukkan larangan membakar musuh, salah satunya adalah hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah Ra: Bahwasanya Rasulullah SAW telah berkata:
إِنْ وَجَدْتُمْ فُلاَنًا وَفُلاَنًا فَأَحْرِقُوهُمَا بِالنَّارِ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ أَرَدْنَا الخُرُوجَ: إِنِّي أَمَرْتُكُمْ أَنْ تُحْرِقُوا فُلاَنًا وَفُلاَنًا، وَإِنَّ النَّارَ لاَ يُعَذِّبُ بِهَا إِلَّا اللَّهُ، فَإِنْ وَجَدْتُمُوهُمَا فَاقْتُلُوهُمَا
“Jika kalian bertemu dengan si fulan dan si fulan, bakarlah mereka.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan ketika kami hendak berangkat, “Kemarin saya perintahkan kalian untuk membakar si fulan dan si fulan, akan tetapi api adalah benda yang tidak boleh digunakan untuk menyiksa (membunuh) kecuali oleh Allah saja. Jika kalian menemukan mereka maka (cukuplah dengan) membunuh mereka (saja).” (HR. Bukhari no.3016)
Sungguh sangat berbeda sekali akhlak Taliban Afghan dengan akhlak jama’ah Daulah, ketika Taliban menawan seorang jurnalis wanita asal Inggris bernama Yvonne Ridley, selama dia berada dalam tahanan Taliban ia diperlakukan dengan sangat terhormat, ia menyaksikan kemulian akhlak para mujahidin. Dan tatkala ia dibebaskan oleh Taliban maka ia menjelma menjadi jurnalis yang paling membela Taliban, menepis berita-berita miring tentang mereka, dan menceritakan pada dunia pengalamannya diperlakukan dengan sangat lembut oleh mujahidin dan Yvonne sangat berterimakasih pada mujahidin atas kebaikan mereka padahal dia adalah seorang tahanan. Tidak lama setelah itu, jurnalis ini menggemparkan dunia dengan mengumumkan keislamannya, dan Allah mengantarkan hidayah padanya melalui wasilah penjara mujahidin Taliban. Kini Yvonne Ridley aktif sebagai seorang da’iyyah di barat. Bayangkanlah apa yang terjadi jika Yvonne ditawan oleh jama’ah Daulah!?
Dan mereka yang keluar dari penjara Daulah dalam keadaan hidup telah menggambarkan pada kita bahwa penjara Daulah layaknya Guantanamo dan Abu Ghuraib yang merupakan penjara Salibis Amerika atau sama dengan penjara rezim Nushairiyah. Video kekejaman penjara Daulah cukup untuk membuktikan pengakuan mereka.
Hendaknya anda yang bersimpati pada jama’ah Daulah kembali merenungkan perjalanan jama’ah ini dari awal hingga hari ini, pembunuhan-pembunuhan terhadap mujahidin dan kaum muslimin yang didakwakan pada mereka, vonis-vonis murtad mereka kepada mujahidin, strategi-strategi yang beringas yang mereka jalankan, serta kejahatan-kejahatan yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu mengingat terlalu banyak sudah catatan kelam yang telah mereka torehkan.
Tanyakan diri Anda, dan jawablah dengan jujur apakah Allah akan memenangkan dien ini dengan cara seperti ini? Dengan kelompok yang tidak diridhai oleh umatnya sendiri? Dengan kelompok yang para Ulama rabbaniy berlepas diri dari mereka? Dengan kelompok yang terbukti mengkafirkan dan membunuh para komandan mujahidin, menyesatkan Ulama, memecah belah barisan jihad umat di seluruh bumi Islam? Apakah benar mereka adalah thaifah manshurah (sabagaimana klaim mereka), kelompok yang akan mengusung datangnya Imam Mahdi dan menjadi tentara beliau di perang akhir zaman? Ataukah mereka adalah kelompok perusak dan penebar fitnah di akhir zaman sebagaimana yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits-haditsnya!?
Wallahu Ta’ala a’lam.
(aliakram/arrahmah.com)