MOGADISHU (Arrahmah.com) – Salah seorang pakar di Somalia mengatakan bahwa negeri yang tengah dirundung konflik itu telah menjadi tempat latihan yang paling pas bagi bibit-bibit baru teroris (sebutan yang alamatkan pada mujahidin, baik al Shabab maupun Hizbul Islam).
Rashid Abdi, salah seorang analis Somalia untuk International Crisis Group, mengatakan bahwa Somalia telah menjadi tempat berkembangbiaknya bibit-bibit radikalisme, seperti al Shabab, karena siapapun bisa dengan bebas keluar masuk negerinya.
“Tidak diragukan lagi bahwa al Qaidah punya ambisi besar dan sementara saat ini mereka tengah ditekan di Afghanistan dan Pakistan, mereka menemukan ada rekannya satu ideologi yakni al Shabab yang bisa menawarkan mereka tempat perlindungan,” tuturnya pada Radio Nasional ABC.
Abdi mengatakan al Shabab yang dibentuk pada 2001 atau 2002, memulai pergerakannya hanya dengan 300-400 angkatan perang yang terlatih dengan baik.
Namun ketika Ethiopia menyerang Somalia, al Shabab mengalami kekacauan, dan saat ini, kata Abdi, gerakan itu kembali bangkit dan sejalan dengan agenda al Qaidah.
“Mereka melihat diri mereka sendiri sebagai tentara-tentara Allah yang pada dasarnya ingin meng-Islamisasi seluruh penjuru dunia, yang ingin mengobarkan perang abadi terhadap Barat,” lanjutnya.
“Saya kira jika anda mengamati apa yang terjadi di Somalia dan bagaimana gerakan ini (al Shabab) telah berkembang dan berjalan dalam orbit al Qaidah, maka hal tersebut bukan lagi hal yang mengejutkan.”
“Saya kira ini adalah langkah yang cukup masuk akal.”
“Individu-individu tertentu dalam gerakan ini memiliki hubungan masa lalu dengan al Qaidah… dan beberapa di antara mereka sebetulnya telah mengikuti pelatihan.”
“Namun saya kira tidak ada bukti yang cukup definitif mengenai apakah al Shabab cabang lain dari al Qaidah yang berbasis di Afghanistan atau mungkin di Pakistan atau bukan.”
Rashid Abdi juga mengklaim bahwa al Shabab telah melebarkan sayapnya ke Amerika Utara, Eropa, dan Australia. (Althaf/abc/arrahmah.com)