GROZNY (Arrahmah.id) — Polisi Chechnya menolak mengajukan kasus pidana terhadap Adam Kadyrov (15), putra Ramzan Kadyrov, yang memukul tpelaku pembakaran Al Quran.
Mereka mengatakan Adam Kadyrov lebih muda dari usia minimum untuk pertanggungjawaban pidana, lapor telegram Baza (4/10/2023).
Sebelumnya, beredar video Adam Kadyrov memukuli tahanan bernaam Nikita Zhuravel (19) yang ditempatkan di pusat penahanan pra-sidang di Kota Volgograd, Rusia.
Nikita Zhuravel ditahan melakukan pembakaran Al Quran.
Ramzan Kadyrov memuji tindakan putranya itu, yang disebut membela agama dan kehormatan.
“Tanpa melebih-lebihkan, ya, saya bangga dengan tindakan Adam,” kata Ramzan Kadyrov pada Senin (25/9).
Menurutnya, Adam Kadyrov melakukan hal yang benar.
“Dia mengalahkannya, dan dia melakukan hal yang benar,” kata Ramzan Kadyrov, dikutip dari Reuters.
“Selain itu, saya percaya bahwa siapa pun yang melanggar kitab suci, termasuk mereka yang secara nyata membakarnya dan menyinggung puluhan juta warga negara kita, harus dihukum berat,” lanjutnya.
Ia mengatakan, Republik Chechnya memiliki undang-undang unik yang melindungi kitab suci, yang ditandatangani oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Nilai-nilai agama warga negara dilindungi oleh negara pada tingkat tertinggi. Dan para provokator tidak bisa menghilangkannya,” kata Ramzan Kadyrov.
Setelah video tersebut dipublikasikan, komisaris HAM Rusia, Tatiana Moskalkova, mengatakan, “Nikita Zhuravel harus ditahan (dalam penahanan pra-sidang) sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh hukum selama penyelidikan.”
Ketua dewan HAM kepresidenan, Valery Fadeyev, juga mengatakan aturan penahanan harus dipatuhi dengan ketat, sambil ia mengkritik pembakaran Al Quran.
Sementara itu, aktor Chechnya, Ksenia Sobchak mengadu kepada Ketua Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, tentang pemukulan itu.
“Ini tidak menghormati hukum negara kami. Perbuatan Adam harus diselidiki dan diberi penilaian hukum sesuai KUHP Rusia, bukan hukum syariah atau Ramzan Kadyrov,” katanya, seperti diberitakan Daily Mail.
Sebelumnya, Komite Investigasi Rusia dikabarkan sedang menyelidiki pemukulan itu. (hanoum/arrahmah.id)