DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pekan ini, lima tahun lalu, protes massa pertama melawan rezim Asad meletus di Daraa, sebuah kota dekat perbatasan Suriah bagian selatan dengan Yordania. Demonstrasi itu meletus setelah anak-anak sekolah setempat ditahan dan disiksa oleh pasukan keamanan Asad. Apa kejahatan mereka? Mencoretkan kata “Sekarang giliranmu, dokter” dengan cat merah di dinding sekolah mereka, mengacu kepada Bashar Asad, seorang dokter spesialis mata, ungkap Irish Independent, sebagaimana dilansir Orient Net, Jum’at (19/3/2016).
Hari ini, Suriah adalah sebuah panggung berdarah untuk perang proxy regional dan global dengan peran karakter yang memusingkan.
Selama lima tahun terakhir, delapan juta anak telah membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan 2,4 juta anak telah menjadi pengungsi, menurut data terbaru yang dirilis oleh dana anak-anak PBB, UNICEF. Di antara yang terkena dampak terburuk adalah mereka yang hidup di bawah pengepungan di wilayah sipil.
Orang yang hidup di bawah pengepungan atau berada di daerah-daerah yang sulit dijangkau sekarang jumlahnya dua kali lipat dibandingkan dengan 2013, kata UNICEF.
Setidaknya dua juta orang yang terputus dari bantuan adalah anak-anak, termasuk lebih dari 200.000 anak yang hidup di daerah yang terkepung.
Tercatat sebanyak 2,9 juta anak yang hidup di dalam wilayah Suriah dan lebih dari 800.000 anak yang hidup di luar wilayah Suriah adalah berusia di bawah lima tahun dan karena itu mereka tidak mengetahui apa-apa kecuali perang dalam hidup mereka yang masih sangat belia.
Lebih dari dua juta anak yang hidup di dalam wilayah Suriah dan 700.000 anak yang hidup di luar wilayah Suriah tidak menerima pendidikan sama sekali.
Banyak yang membahas tentang hal ini sebagai hilangnya generasi Suriah. Mereka adalah anak-anak dengan wajah berdebu yang terlihat di kamp-kamp pengungsi di perbatasan Turki atau menjual mawar pada larut malam di jalan-jalan Beirut.
Trauma akibat perang, hidup mereka benar-benar terjungkal dan masa depan mereka tidak pasti. Ini adalah generasi yang akan menimbulkan tantangan besar untuk wilayah tersebut pada tahun-tahun dan dekade yang akan datang.
Jumlah korban tewas yang disebabkan oleh perang Suriah tidak diketahui secara persis – PBB berhenti melakukan perhitungan pada 2014 – tapi setidaknya 250.000 orang telah tewas, dengan beberapa perkiraan menempatkan jumlah tinggi pada angka 470.000.
(ameera/arrahmah.com)