ARSAL (Arrahmah.com) – Puluhan ribu warga Suriah di kamp perumahan sekitar kota Arsal mengalami kondisi hidup yang sulit dikarenakan kurangnya bantuan kepada mereka, hingga anak-anak pun terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah, lansir Arab21 (25/4/2016).
Menurut jubir otoritas umum kota Yabrud pedesaan Damaskus, Abu Al-Jud Kulmona, masuknya ribuan pengungsi memaksa ratusan anak-anak dan remaja melakukan pekerjaan yang keras seperti bekerja di marmer dan ubin. Hal ini menyebabkan penyebaran buta huruf secara signifikan.
Namun, pejabat kota Arsal menyangkal, dia mengatakan bahwa anak yang putus sekolah relatif sedikit, dan mengklaim bahwa terdapat tujuh sekolah yang disediakan oleh “pemerintah” Suriah.
Kepala dinas pendidikan kota Yabrud Nasser Khmop mengatakan bahwa meskipun terdapat sekolah di Arsal, namun terdapat beberapa masalah seperti kesulitan untuk membeli seragam formal bagi siswa, upah rendah bagi guru, juga kesulitan dalam hal pembangunan karena pengepungan di wilayah oleh tentara Libanon.
Khmop menambahkan, meskipun biaya sekolah gratis, namun alat tulis dan pakaian tetap dibebankan ke siswa, hingga orang tua berfikir lebih baik anak-anak mereka bekerja untuk membantu keluarga.
(maheera/arrahmah.com)