PALESTINA (Arrahmah.com) – Anak-anak Palestina secara sistematis dianiaya dalam tahanan Israel, dan dalam beberapa kasus disiksa, kata kelompok hak asasi anak pada hari Selasa (20/3/2012), dikutip Ma’an.
Laporan dari Pertahanan untuk Anak Internasional (DCI) mencatat bahwa mayoritas anak-anak ditahan dari desa-desa di dekat “titik pergolakan” – pemukiman Israel di Tepi Barat, militer Israel dan jalan-jalan dekat pemukiman Israel.
Sekitar 7.500 warga Palestina di bawah 18 tahun telah ditahan oleh Israel sejak tahun 2001, rata-rata hampir dua anak setiap hari ditahan, kata DCI.
DIC mendokumentasikan kesaksian dari 311 anak-anak Palestina yang ditahan oleh Israel selama empat tahun, laporan itu menemukan fakta bahwa tiga perempat dari anak-anak mengatakan bahwa mereka mengalami kekerasan fisik selama penahanan Israel.
Sekitar 95 persen mengatakan mereka ditahan dalam keadaan diikat tangannya, dan 90 persen menceritakan mereka ditutup matanya, sepertiga lainnya dilucuti selama penahanan, menurut kesaksian laporan tersebut.
“Sebagian besar anak mengalami pemaksaan interogasi, kata DCI, sementara awalnya memprotes tidak bersalah, setidaknya 90 persen akhirnya mengaku bersalah, karena ini adalah cara tercepat dari sebuah sistem yang menolak jaminan anak pada 87 persen kasus,” tambah DCI.
“Tidak seperti anak-anak Israel yang tinggal di pemukiman di Tepi Barat, anak-anak Palestina tidak disertai oleh orang tua dan biasanya diinterogasi tanpa memanfaatkan nasehat hukum, atau diberitahu hak mereka untuk bungkam,” catatan dalam laporan itu.
Sebagian besar anak mengaku melempar batu, kata laporan itu. Begitu ketakutan sekaligus tidak logis, militer Israel mengatakan bahwa pelemparan batu adalah pelanggaran serius yang dapat menyebabkan cedera atau kematian.
DCI mengatakan banyak pola jumlah pelanggaran yang dilakukan menjadi perlakuan kejam, tidak manusiawi atau menyiksa atau menghukum. (siraaj/arrahmah.com)