TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Anak-anak Palestina yang ditahan tanpa tuduhan jelas oleh pasukan Zionis di Tepi Barat, secara sistematis dianiaya yang secara hukum internasional merupakan pelanggaran berat, ujar UNICEF dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Rusia Today.
Setiap tahunnya sekitar 700 anak Palestina berusia 12-17 tahun ditangkap, diinterogasi dan ditahan oleh tentara Zionis, polisi militer, agen keamanan, ungkap UNICEF dalam dokumen berisi 22 halaman yang dirilis pada Rabu (6/3/2013).
Organisasi hak asasi manusia meneliti perlakuan tentara terhadap anak-anak dalam setiap tahap proses penahanan militer dan ditemukan tindakan-tindakan yang mereka sebut kejam dan tidak manusiawi.
Menurut laporan itu, perlakuan buruk sering dimulai saat penangkapan, ketika anak-anak dibangungkan oleh tentara bersenjatakan lengkap dan kemudian dipaksa ke pusat interogasi dengan mata tertutup dan tangan terikat, kurang tidur dan berada di bawah ketakutan yang sangat ekstrim.
Berdasarkan wawancara dengan anak-anak yang menjadi korban, UNICEF menemukan bahwa anak-anak tersebut banyak mendapatkan kekerasan fisik dan pelecehan, memiliki akses terbatas untuk mendapatkan air, makanan dan pergi ke toilet serta perawatan medis.
Selain itu, di dalam tahanan anak-anak tidak mendapat akses untuk dijenguk oleh keluarga dan pengacara mereka. Beberapa dari mereka bahkan diberitahu bahwa mereka tidak memiliki hak sama sekali untuk mendapatkan penasehat hukum.
Pelanggaran yang dilakukan anak-anak malang itu yang paling umum dijadikan alasan adalah bahwa mereka telah melempari tentara Zionis atau pemukim ilegal ekstrimis Yahudi dengan batu. Dalam sebagian besar kasus, laporan itu menunjukkan bahwa bukti utama untuk membenarkan klaim penjajah Yahudi adalah pengakuan anak itu sendiri yang didapatkan setelah mereka berada di bawah tekanan ekstrim.
Memaksa anak untuk mengaku, beberapa penyidik melakukan kekerasan fisik, pelecehan seksual dan lain-lain.
Dalam menanggapi laporan ini, otoritas Zionis mengklaim akan mempelajari kesimpulan laporan dan “bekerja untuk menerapkannya melalui kerjasama berkelanjutan dengan UNICEF yang karyanya kita hargai dan hormati”. (haninmazaya/arrahmah.com)