STOCKHOLM (Arrahmah.com) – Muslim Swedia diserukan untuk mendaftar sebagai keluarga angkat di negara Nordic, untuk menghindari penempatan anak-anak Muslim bersama dengan keluarga non-Muslim dalam kasus hak asuh.
“Kami berharap lebih banyak keluarga Muslim yang maju ke depan dan mendaftar sebagai orang tua asuh, jadi ketika ada kasus di mana orang tua Muslim dalam penahanan oleh negara, anak-anak mereka memiliki tempat yang layak untuk hidup,” Yasri Khan, presiden Federasi Muslim Swedia untuk Perdamaian dan Keadilan, mengatakan kepada Astro Awani pada hari Selasa, (28/1/2014).
“Hal ini penting karena anak-anak ini harus berada dalam rumah yang memenuhi persyaratan halal,” tambahnya.
Seruan untuk menyerahkan anak-anak Muslim ke keluarga asuh Muslim itu dipicu oleh meningkatnya jumlah anak-anak Muslim yang diasuh oleh keluarga non-Muslim, setelah orang tua mereka ditahan.
Penahanan itu telah memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Swedia dan di Malaysia di mana sebuah kampanye diluncurkan untuk melepaskan pasangan tersebut, dengan menggunakan hastag #SwedenLetThemGo.
Seruan tersebut meningkat setelah beberapa pasangan Muslim Malaysia ditahan bulan lalu tanpa pengadilan karena memukul anak-anak mereka yang tidak shalat.
Akibatnya, empat anak mereka diserahkan kepada keluarga non-Muslim Swedia, dimana tindakan ini memicu reaksi marah dari pemerintah Malaysia.
Ini merupakan hal yang genting, ketika anak-anak Muslim yang selama ini berada dalam pengasuhan dan pendidikan islami, harus berada dalam lingkungan non-Muslim.
Oleh karena itu, Federasi Muslim Swedia untuk Perdamaian dan Keadilan memimpin kampanye kesadaran untuk mendorong pasangan Muslim untuk mendaftarkan nama mereka sebagai keluarga asuh terhadap anak-anak Muslim tersebut.
Komunitas Muslim Swedia telah membuat himbauan serupa terhadap pemerintah Swedia untuk lebih mengakui Muslim sebagai calon keluarga asuh untuk menampung anak-anak Muslim di Swedia.
Anggota Federasi Muslim Swedia telah menegaskan kurangnya jumlah keluarga Muslim dibandingkan dengan jumlah anak-anak yang menjadi korban kasus tahanan.
“Menurut konvensi Eropa dan konvensi anak bahwa ini sudah merupakan peraturan Swedia,” kata istri Khan, Kawtar Chibli, seorang perwira di Layanan Perlindungan Anak Stockholm.
“Tapi negara tidak cukup bertindak.”
Dalam rangka mendukung aksi komunitas Muslim Swedia, the Malaysian Umno Youth mission, mengunjungi Stockholm untuk mengawasi isu pasangan Muslim yang ditahan tersebut, dan menghadiri seminar hari Ahad untuk memberikan dukungan. (Ameera/arrahmah.com)