MESIR (Arrahmah.com) – Pasukan keamanan junta Mesir memindahkan 44 dari 165 anak-anak yang dipenjara, dari Alexandria ke sebuah pusat penahanan hukuman di Kairo yang dikenal oleh para narapidana sebagai “kamp penyiksaan” di Tora, lansir MEMO pada Senin (17/3/2014).
Anak-anak yang merupakan siswa sekolah berusia antara 12-15 tahun itu telah dideportasi paksa dari pusat penahanan Kom Al-Deka di Alexandria ke Pusat (Penahanan) Ekabia di penjara Tora. Pusat penahanan itu telah dijuluki sebagai “kamp penyiksaan” karena kezaliman penyiksaan fisik dan psikologis biasanya diderita oleh para narapidana di bawah umur di sana.
Pasukan polisi junta Mesir menyerang keluarga anak-anak itu dengan gas air mata dan senapan burung ketika mereka melakukan aksi protes di depan pusat penahanan Alexandria untuk meminta otoritas penjara agar tidak mengangkut anak-anak mereka ke pusat penahanan yang mengerikan. Polisi bahkan menangkap mereka yang berusaha untuk mendokumentasikan serangan itu.
Menurut keluarga tahanan, anak-anak telah menolak deportasi mereka dan telah secara paksa dipindahkan ke truk penjara. Para orangtua anak-anak itu mendengar adanya pemukulan dan penyiksaan terhadap anak-anak mereka saat mereka dipaksa untuk pindah ke penjara baru.
Seorang juru bicara dari Aliansi Anti-Kudeta di Alexandria mengatakan dalam pernyataan pers, “Pasukan keamanan menangani para kerabat anak-anak itu secara brutal dan memukuli anak-anak itu dengan tongkat dan menembakkan gas air mata di dalam pusat penahanan. Sejumlah anak telah menderita patah tulang dan luka serius akibat kekerasan selama deportasi mereka.”
Juru bicara itu menambahkan bahwa pusat penahanan Kom Al-Deka tidak mengizinkan keluarga para tahanan yang tersisa untuk mengunjungi mereka. Diperkirakan bahwa pemerintahdiktator Mesir takut penganiayaan tahanan yang mereka lakukan bisa terekspos. (banan/arrahmah.com)