Jenazah tujuh anak berbaring di bawah selimut di belakang mobil pick-up berwarna kuning di luar rumah sakit Aleppo, mereka adalah korban terbaru dari serangan udara yang dilancarkan rezim bengis pimpinan Assad di kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo.
“Mereka satu keluarga,” ujar Hassan Dalati, yang selamat dari serangan yang menghantam jalan Al-Sultan, jantung kota Aleppo.
Seorang sepupu korban dengan bergetar mengatakan apa yang terjadi : “Jet membombardir pada pukul 6.00 ketika kami sedang tidur, aku mulai mencari mereka, tetapi mereka semua telah mati.”
Jenazah ayah dari tujuh anak tersebut yang diidentifikasi sebagai Fawaz Hajju, masih berada di trotoar di luar rumah sakit bersama anak kedelapan yang tewas dalam serangan yang sama.
“Begitu banyak anak-anak, ini adalah pembantaian,” ujar seorang perawat dengan mata berkaca-kaca yang sangat muak dan marah saat menghitung korban sipil.
Dua truk digunakan untuk membawa korban ke pemakaman di timur kota. Warga Aleppo yang marah, mengiringi truk sambil meneriakkan kalimat takbir : “Allahu Akbar!”
Sepuluh jenazah yang masih berdarah dikubur dengan cepat di kuburan baru. Seorang pria ditugaskan memantau langit saat proses pemakaman berlangsung, khawatir serangan udara baru akan diluncurkan.
Di kota terdekat, Al Bab, serangan udara rezim menewaskan sembilan orang dan melukai 17 lainnya. Korban kemungkinan akan meningkat karena penduduk belum mencari korban yang mungkin masih terjebak di bawah puing-puing rumah mereka.
“Kami sedang tidur di rumah ketika bom pertama terjadi. Saya berusaha lari, meraih pintu ketika ledakan kedua menguburku,” ujar seorang korban yang nyaris tak sadarkan diri, di mana pecahan peluru terdapat di sekujur tubuhnya dari kepala hingga kaki.
“Ibu saya, ayah, nenek dan saudara saya tewas,” ujarnya yang berusaha menahan air mata.
Dua saudaranya, seorang remaja dan seorang balita, tergeletak di dekatnya di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran Aleppo.
Dokter mengatakan bahwa sembilan orang termasuk empat wanita, tewas dalam serangan udara. observatorium Suriah untuk HAM yang mengacu pada laporan aktivis di lapangan, mengatakan korban tewas mencapai 18 orang.
Tetangga dan kerabat yang panik, berusaha menyisir puing-puing dari salah satu rumah yang paling parah, mengangkat bongkahan beton ke jalanan, berharap menemukan seseorang di sana.
“Kami mencoba menemukan empat anggota keluarga di bawah sini,” ujar Omar Sidi, seorang tetangga, yang berhenti sejenak untuk beristirahat, menarik napas dna menyeka keringat.
Itu adalah serangan udara ketiga dalam satu hari di al-Bab. (haninmazaya/arrahmah.com)