DAMASKUS (Arrahmah.com) – Keluarga Suriah dibakar hidup-hidup di rumah mereka, orang-orang di bom saat mengantri di pabrik roti, anak-anak disiksa, diperkosa dan dibunuh dan kota-kota berubah menjadi puing-puing dalam perang dua tahun yang berlangsung di Suriah yang telah memicu bencana kemanusiaan.
Seperempat warga Suriah terlantar di dalam negeri dan 1,3 juta telah melarikan diri ke negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika Utara, ujar Kepala bantuan PBB Valerie Amos dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan PBB.
Dalam diskusi publik Dewan Keamanan PBB mengenai konflik Suriah, Amos meminta 15 anggota dewan untuk “mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengakhiri konflik”.
“Situasi di Suriah adalah bencana kemanusiaan dengan orang-orang biasa membayar harga yang mahal atas kegagalan untuk mengakhiri konflik,” lanjut Amos seperti dilansir Al Arabiya. “Saya tidak punya jawaban untuk rakyat Suriah, saya hanya bisa bertanya mengapa dunia telah meninggalkan mereka.”
“Anak-anak adalah salah satu korban yang paling menderita,” ungkap Amos. “Anak-anak telah dibunuh, disiksa dan mengalami kekerasan seksual. Banyak yang tidak memiliki makanan untuk dimakan. Jutaan anak mengalami trauma.”
Utusan PBB tentang kekerasan seksual dalam konflik, Zainab Hawa Bangura dan utusan PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Leila Zerrougui juga memberi penjelasan dewan mengenai konflik Suriah.
Guterres menambahkan bahwa sejak Februari telah ada 8.000 warga Suriah yang melarikan diri melintasi perbatasan negara dan diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat hingga akhir tahun. (haninmazaya/arrahmah.com)