IDLIB (Arrahmah.id) – Para siswa di wilayah barat laut Suriah, yang dikuasai oposisi, kembali bersekolah pada Sabtu (25/2/2023), tiga minggu setelah dua gempa bumi besar yang berpusat di provinsi Kahramanmaraş Turki menghancurkan wilayah tersebut.
Banyak sekolah diubah menjadi tempat penampungan sementara menyusul gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 yang melanda Turki dan bagian-bagian tetangga Suriah pada 6 Februari dan menewaskan sedikitnya 50.000 orang.
Gempa tersebut menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal di daerah tersebut. Akibat konflik yang melanda Suriah sejak 2011, wilayah yang dikuasai oposisi juga kesulitan menerima bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Banyak siswa tidak masuk kelas pada Sabtu (25/2) karena rumah mereka rusak akibat gempa dan keluarga mereka sekarang tinggal jauh dari sekolah, kata Abdulkafi Al-Hamdou seorang jurnalis warga di wilayah yang dikuasai oposisi.
“Beberapa siswa khawatir berada di dalam gedung dan gelisah setiap kali mereka mendengar suara seperti meja yang dipindahkan. Banyak siswa menderita ketakutan dan kecemasan yang parah. Mereka masih shock,” kata Al-Hamdou, seperti dilansir Daily Sabah.
Seorang pejabat departemen pendidikan di wilayah tersebut, Ziad al-Omar, mengatakan 39 guru dan 421 siswa tewas akibat gempa tersebut. Dia menambahkan, sekitar 250 sekolah mengalami kerusakan, di mana 203 sekolah mengalami rusak berat dan 46 lainnya rusak ringan.
Selama beberapa hari terakhir, para pengungsi diminta untuk meninggalkan sekolah, dan banyak yang pindah ke tempat penampungan untuk tinggal di tenda. Tapi harga tenda melonjak di tengah kekurangan dan dijual sekitar $200 atau empat kali lipat di atas harga sebelum gempa. Sebuah tenda kokoh dengan dudukan logam dapat berharga hingga $400, di wilayah di mana lebih dari 90% penduduknya hidup dalam kemiskinan dan mengandalkan bantuan untuk makanan dan obat-obatan.
Pejabat pendidikan di Idlib yang dikuasai oposisi mengatakan dua jam terakhir pelajaran pada Sabtu dan Ahad akan digunakan untuk melatih siswa tentang cara menyelamatkan diri saat gempa bumi.
Menurut Pertahanan Sipil Suriah di wilayah oposisi, yang juga dikenal sebagai Helm Putih, gempa tersebut menewaskan 2.274 orang dan melukai lebih dari 12.400 orang di wilayah yang dikuasai oposisi. Gempa tersebut juga menghancurkan 550 bangunan dan merusak sedikitnya 1.570 bangunan lainnya.
Total korban tewas akibat gempa dahsyat yang menggungcang Turki dan Suriah diperkirakan melampaui 50.000 orang. (rafa/arrahmah.id)