HASHARON (Arrahmah.com) – Para anak di bawah umur dan perempuan Palestina yang ditahan penjajah “Israel” di penjara Hasharon harus menahan kedinginan yang ekstrim karena pihak layanan penjara penjajah “Israel” tetap menolak untuk menyediakan selimut yang cukup untuk mereka, kata seorang perwakilan tahanan pada Sabtu (21/12/2013), seperti dilansir Ma’an.
Amin Ziyadah mengatakan kepada pengacara Fawwaz Shalloudi, yang bekerja untuk Perhimpunan Tahanan Palestina, bahwa anak-anak dan perempuan Palestina memberitahu bahwa mereka harus membeli tambahan selimut dari toko penjara, meskipun saat ini cuaca dingin yang luar biasa ekstrim tengah melanda wilayah itu.
Harganya terlalu tinggi, dan akhirnya mereka tidak bisa membeli apapun, kata Amin.
Amin, seorang Palestina yang ditahan penjajah “Israel”, mengutip perkataan seorang tahanan anak di bawah umur yang mengatakan, “Paman, aku tidak bisa tidur sepanjang malam karena sangat dingin.”
Amin mengatakan bahwa dia tidak dapat membantu anak-anak di sana kecuali hanya dengan memberikan selimutnya sendiri.
Lina Jarbouni, yang paling veteran dari 15 perempuan yang ditahan di penjara Hasharon, menegaskan bahwa anak-anak dan perempuan Palestina yang ditahan penjajah benar-benar menderita karena kekurangan selimut.
Beberapa perempuan yang ditahan penjajah bahkan sudah menderita sejumlah masalah kesehatan, tambahnya. Keadaan mereka memburuk sebagai akibat dari kedinginan yang ekstrim dan kurangnya penghangat dan selimut.
“Tahanan Perempuan Nawal Al-Saadi, yang sakit parah, mengisi botol dengan air panas untuk menghangatkan kakinya,” katanya.
Pada hari Ahad Menteri Otoritas Palestina Urusan Tahanan Issa Qaraqe mengatakan kepada Ma’an bahwa selama badai yang terjadi baru-baru ini, administrasi penjara “Israel” menolak permintaan dari Otoritas Palestina untuk mengizinkan mereka mendistribusikan tambahan selimut dan pakaian yang telah mereka siapkan untuk para tahanan Palestina di penjara “Israel”.
Pada saat itu, Issa mengatakan bahwa “Administrasi penjara ‘Israel’ tidak memenuhi tahanan dengan kebutuhan dasar untuk melindungi mereka dari dingin yang ekstrim, dan mereka bertanggung jawab untuk kehidupan mereka [para tahanan] selama kondisi ini.”
Sebanyak 5.200 warga Palestina ditahan di penjara “Israel” pada Oktober 2013, menurut Departemen Otoritas Palestina Urusan Tahanan. Sementara 1.280 lainnya berada di penjara-penjara “Israel” karena diklaim berada di wilayah “Israel” tanpa izin.
Sejak tahun 1967, lebih dari 650.000 warga Palestina telah ditahan oleh penjajah “Israel”, yang mewakili 20 persen dari total populasi dan 40 persen dari semua laki-laki di wilayah-wilayah pendudukan.
Menurut hukum internasional, mentransfer para tahanan di luar wilayah yang diduduki di mana mereka ditahan itu ilegal, dan keluarga para tahanan Palestina menghadapi banyak kendala dalam memperoleh izin untuk bertemu keluarga mereka yang ditahan.
Wilayah Palestina yang diakui secara internasional, Tepi Barat dan Al-QudsTimur, merupakan bagian wilayah yang telah diduduki oleh militer “Israel” sejak tahun 1967. (banan/arrahmah.com)