ALEPPO (Arrahmah.com) – Badan-badan bantuan memperkirakan bahwa setidaknya ada 100.000 anak yang terperangkap di daerah-daerah yang dikuasai oleh oposisi di Aleppo timur, Suriah.
Tahun ajaran baru dimulai pekan lalu, tapi karena serangan udara pemerintah Suriah dan Rusia menghujan di atas kota terbesar kedua Suriah itu, anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah.
Beberapa siswa, seperti Nidal al-Aboud yang berusia 13 tahun, terpaksa belajar di ruang bawah tanah.
Sekolah Nidal telah hancur, seperti hanya ribuan sekolah lainnya di seluruh Suriah sejak perang dimulai lima setengah tahun yang lalu.
Sekarang kelasnya diselenggarakan di ruang bawah tanah yang temaram dan sempit. Mereka tidak bisa ke luar untuk bermain di waktu istirahat karena serangan udara yang lebih gencar sekarang.
“Saya takut karena pesawat tempur itu menargetkan kami dengan serangan udara. Teman saya terbunuh di lingkungan saya, kami biasa bermain bersama. Sebuah helikopter melemparkan bom barel ke rumahnya dan ia meninggal,” kata Nidal, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Jum’at (30/9/2016).
Ayahnya khawatir dia mungkin satu hari tidak pulang ke rumah.
“Sebagai ayah saya senang ketika saya melihat anak-anak pergi ke sekolah, tetapi karena pengeboman, saya sering merasa bahwa saya mengirimkan anak saya ke tempat tidur kematiannya,” kata Abdulkareem Aboud, ayah Nidal.
(ameera/arrahmah.com)