JAKARTA (Arrahmah.com) – Belum lama ini, di beberapa mailing list (forum diskusi internet) tersebar surat elektronik yang berisi desakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakuan perbaikan penegakan HAM di Indonesia.
Jika benar, surat yang disinyalir berasal dari Amnesty International USA, itu termasuk “tekanan” tersebulung pihak asing kepada Indonesia.
Isi surat yang sempat dirilis di situs kelompok Aliansi Bhinneka Tunggal Ika (www.anbti.org) itu berisi desakan agar Obama melakukan “tekanan” kepada SBY menyangkut kerjasana militer AS-Indonesia, dan memastikan pengembangan kemampuan profesional petugas keamanan Indonesia harus dikaitkan dengan membawa para pelanggar HAM ke pengadilan, khususnya dalam upaya akhir-akhir ini untuk menggaet Pasukan Khusus Kopassus.
Surat yang bertanda Executive Director of Amnesty International USA Larry Cox ini, berisi setidaknya 7 poin desakan Amerika terhadap Indonesia. Di antaranya; desakan penyelesian kasus Timor Timur, mendesak dilakukan sidang militer terhadap pelanggar HAM, mempertanyakan lolosnya UU Rajam untuk Homo di Aceh, desakan pembebasan tahanan politik Papua, kelanjutan kasus pengadilan orang-orang hilang, desakan agar memenjarakan orang-orang FPI akibat kasus Perguruan Tinggi Setia pada bulan Juli 2008. Juga desakan penghapusan UU Penodaan Agama dengan dalih kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Pada poin desakan penghapusan UU Penodaan Agama, Amnesty Internasional menemukan ada 8 orang yang dipenjara berdasarkan peraturan hukum ini.
Atas temuan itu, Amnesti mendesak agar pemerintah Indonesia didesak untuk memperbolehkan kebebasan beragama dan menghapus UU Penodaan Agama tersebut.
Agenda AS
Menanggapi berita ini, mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Munarman, menilai, jika memang benar itu surat itu dikeluarkan oleh Amnesti Internasional yang berkedudukan di Amerika Serikat, berarti hal ini telah membuktikan bahwa pemerintahan SBY tak lain adalah boneka yang hanya menjalankan agenda besar Amerika di Indonesia.
“Sekali lagi, ini memperjelas bukti bahwa SBY hanyalah boneka yang menjalankan agenda besar Amerika di Indonesia,” tegas Munarman, saat dimintai pendapat oleh Hidayatullah.com.
Menurut Munarman, surat amnesti tersebut merupakan tekanan buat Indonesia. Amnesti yang berisi desakan sebagaimana tersebut di atas, kata Munarman, memang sudah menjadi bagian agenda Amerika untuk menabalkan hegemoninya di negara ibu pertiwi ini. Sebab Indonesia dinilai sebagai negara yang strategis untuk upaya-upaya itu.
“Indonesia penting sekali bagi mereka. Kita punya sistem geopolitik, ekonomi, sosial, dan agama yang strategis,” jelas Munarman.
Dalam aspek ekonomi misalnya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk melawan dominasi ekonomi China, yang notabene adalah saingan berat Amerika Serikat saat ini. Secara ekonomi, Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar dan potensial.
Sedangkan dari bidang geo-politik, Indonesia menempati posisi yang strategis untuk menghantam saingan-siangan ekonomi Amerika tersebut.
Agenda yang telah dicanangkan dalam Amnesti itu, jelas Munarman, tujuan akhirnya adalah menciptakan kondisi agar di Indonesia tidak ada lagi semangat solidaritas, khususnya yang berasal dari umat Islam.
“Agar yang pernah jihad di Afghan ditangkapi, agar umat Islam tidak bisa lagi berjihad membela saudara-saudaranya,” ujar Munarman, yang juga Ketua Laskar Pembela Islam (LPI), ini. [hidayatullah.com/arrahmah.com]