LONDON (Arrahmah.com) – Amnesti Internasional telah meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menahan Arab Saudi yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di Yaman dan di dalam negerinya sendiri di tengah tekanan atas pembunuhan kritikus Jamal Khashoggi.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB akan mengadakan tinjauan universal pertama atas Arab Saudi sejak 2014 pada Senin mendatang saat Riyadh bergulat dengan kejatuhan dari pembunuhan wartawan Khashoggi di konsulat Istanbul bulan lalu.
“Negara-negara anggota PBB harus mengakhiri kebisuan dan ketulian terhadap Arab Saudi dan melakukan tugas mereka untuk mengawasi kekejaman di kerajaan untuk mencegah pelanggaran HAM yang lebih parah di negara ini dan di Yaman,” Saba Hadid, Direktur Kampanye Timur Tengah Amnesti Internasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Sikap represif oleh pemerintah Saudi yang telah berlangsung lama terhadap para pengkritik, yang dicontohkan oleh eksekusi ekstrajudisial jurnalis Jamal Khashoggi bulan lalu, seolah telah diabaikan,” lanjutnya.
Sejak 2015, Arab Saudi telah memimpin koalisi yang diklaim ditujukan untuk memerangi pemberontak Houtsi di Yaman yang dilanda perang demi mendukung pemerintah yang diakui secara internasional.
Kekuatan Barat telah ditekan untuk mengakhiri dukungan senjata mereka bagi koalisi pimpinan Saudi dalam campur tangannya di Yaman yang telah menelan lebih dari 50.000 jiwa warga sipil, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, dan mendorong lebih dari tujuh juta anak-anak Yaman ke jurang kelaparan.
“Hari ini, 1,8 juta anak-anak di bawah usia lima tahun menghadapi kekurangan gizi akut, dan 400.000 terkena dampak gizi buruk akut,” kata direktur regional UNICEF Geert Cappelaere.
“Mengakhiri perang tidak cukup,” tambahnya.
Komentarnya ini datang saat potret seorang gadis kurus berusia tujuh tahun menarik perhatian dunia, yang menjadi simbol krisis kemanusiaan yang menghancurkan Yaman. (Althaf/arrahmah.com)