LONDON (Arrahmah.com) – Amnesti Internasional mengutuk “pelanggaran mengerikan” yang dilakukan terhadap para migran yang kembali ke Libya dengan kerja sama negara-negara Eropa setelah mencoba menyeberangi lautan Mediterania.
Kelompok hak asasi mengatakan pada Kamis (15/7/2021) bahwa bukti baru telah muncul dari “pelanggaran mengerikan, termasuk kekerasan seksual, terhadap laki-laki, perempuan, dan anak-anak” yang dicegat di laut dan secara paksa dikembalikan ke pusat-pusat penahanan di negara Afrika Utara.
Dalam laporan 50 halamannya, Amnesti mengutuk “keterlibatan negara-negara Eropa yang sedang berlangsung” karena bekerja sama dengan pihak berwenang di Libya yang dilanda perang.
Pada akhir tahun 2020, Direktorat Pemberantasan Migrasi Ilegal Libya telah “melegitimasi” pelanggaran dengan mengambil alih dua pusat penahanan yang dijalankan oleh kelompok-kelompok bersenjata dari mana ratusan pengungsi dan migran telah menghilang secara paksa, katanya.
Salah satu fasilitas ini adalah pusat Shara al-Zawiya Tripoli, ungkap laporan itu.
Paus Fransiskus dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres telah menyerukan penutupan fasilitas ini.
Amnesti mengutip kesaksian penyintas dari satu fasilitas penjaga yang menjadikan perempuan sebagai korban kekerasan seksual “sebagai ganti pembebasan mereka atau untuk kebutuhan penting seperti air bersih”, atau kebebasan mereka.
Kelompok ini juga memeriksa dokumen, foto, dan video dari otoritas Libya dan PBB.
Kelompok hak asasi manusia mendesak Eropa untuk “menangguhkan kerja sama dalam migrasi dan kontrol perbatasan dengan Libya”.
Sejak awal musim panas, jumlah penyeberangan meningkat karena para migran memanfaatkan cuaca yang baik, tetapi jumlah orang yang hilang di laut juga meningkat.
Hampir 900 migran tewas tahun ini saat mencoba mencapai Eropa dari Afrika Utara, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.
UNHCR mengatakan penjaga pantai membawa kembali lebih dari 13.000 orang ke Libya antara Januari dan Juni tahun ini, melebihi jumlah di seluruh tahun 2020. (Althaf/arrahmah.com)