MADINAH (Arrahmah.com) – Sebuah konferensi di Arab Saudi pada minggu ini berakhir dengan pembicaraan mengenai apa yang disebut dengan “terorisme” dan seruan kepada Muslim untuk menolak “ekstrimisme”, namun mereka juga merekomendasikan seluruh pemerintahan Muslim untuk mengaplikasikan Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Sumber mengatakan bahwa ratusan ilmuwan dan ahli berkumpul di Universitas Islam Madinah untuk menghadiri konferensi tersebut. Daftar rekomendasi yang diambil dari rekomendasi delegasi termasuk “penyebutan terorisme tidak termasuk untuk para pejuang yang melawan tentara pendudukan”.
Anehnya, organisasi internasional, Amnesti Internasional secara formal setuju dengan hal tersebut.
Lebih dari 80 peneliti menguji dokumen yang memuat sekitar 2.500 kata rekomendasi hasil dari 12 sesi pertemuan selama 4 hari untuk seluruh Muslim di dunia yang telah dirilis.
Para orang tua Muslim harus melindungi anaknya dari situs yang dimiliki oleh kelompok menyimpand dan ekstrim.
Mereka tidak menyebutkan dengan jelas apa itu “ekstrimisme” yang mereka maksud.
Dokumen juga mengatakan, agar Muslim mempelajari agama mereka dari ulama terpercaya dan menolak belajar dari sumber yang tak terpercaya mengenai jihad dan takfiri.
Bagaimanapun, catatan mengenai “kelompok ekstrimis” masih menuai kontroversi. Siapa yang mampu mempertimbangkan antara “ekstrimis” dengan “teroris”?
Lebih lanjut, rekomendasi ini mendesak seluruh pemerintahan Muslim untuk “mengaplikasikan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan”.
Dokumen Madinah mengatakan seluruh peserta konferensi mengutuk keras “seluruh aksi terorisme yang mengabaikan tempat atau pelaku.”
Mereka menyebut Israel sebagai negara teroris dan meminta seluruh media Islam untuk melanjutkan publikasi mengenai kriminalitas Israel melawan sipil Palestina termasuk Holocaust Israel di Gaza.
Seperti kebanyakan deklarasi ulama Islam mengenai “terorisme”, dokumen akhir konferensi menyatakan terdapat perbedaan antara konsep “terorisme” dengan “aksi melawan tentara pendudukan”, diadopsi dari definisi “terorisme” menurut Dewan Arab Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Hukum.
Menariknya, Sekjen Amnesti Internasional, Claudio Cordone mengatakan bahwa “jihad defensif oleh Muslim melawan tentara pendudukan merupakan perjuangan yang sah selama tidak melanggar HAM”, media Barat melaporkan. (haninmazaya/KC/arrahmah.com)