TEPI BARAT (Arrahmah.id) – Organisasi hak asasi manusia terkemuka telah meminta perusahaan otomotif global Hyundai CE untuk mengakhiri hubungan mereka dengan kejahatan perang di Masafer Yatta, setelah mesin Hyundai digunakan dalam penghancuran rumah warga Palestina.
Amnesti Internasional dan Demokrasi untuk Dunia Arab Sekarang (DAWN) mengatakan pada Kamis (16/3//2023) bahwa mereka mendokumentasikan lima kejadian di mana pasukan “Israel” menggunakan ekskavator yang diproduksi oleh perusahaan multinasional Korea Selatan itu untuk meruntuhkan properti Palestina di Masafer Yatta di Tepi Barat yang diduduki.
“Warga Palestina di Masafer Yatta hidup dalam keadaan ketakutan terus-menerus – harap-harap cemas akan kedatangan pasukan “Israel” dan ekskavator yang berarti akhir kehidupan mereka,” kata Mark Dummett dari Amnesti International.
“Beberapa penduduk telah melihat militer “Israel” menggunakan ekskavator untuk menghancurkan rumah tetangga mereka dan menghancurkan infrastruktur penting desa, ekskavator yang berlogo Hyundai.”
The New Arab menghubungi distributor “Israel” Hyundai CE untuk memberikan komentar tetapi tidak ditanggapi. Mereka sebelumnya menyatakan perusahaan itu tidak terlibat dalam kegiatan pemukiman “Israel”.
Militer “Israel” menetapkan daerah Masafer Yatta sebagai “zona pelatihan tembakan langsung” pada 1980, membuat penduduk Palestina mengalami penghancuran terus-menerus dan ancaman pengusiran yang selalu ada.
Sementara “Israel” mengklaim bahwa orang Palestina tidak tinggal secara permanen di Masafer Yatta sebelum dinyatakan sebagai zona tembak, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa penduduk setempat telah tinggal di daerah tersebut jauh sebelum pendudukan “Israel” di Tepi Barat pada 1967. Klaim ini telah didukung oleh sejarah dan dokumentasi tempat tinggal jangka panjang mereka di daerah tersebut.
Pada Juni 2022, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan dalam laporan berkala bahwa jika dilakukan, pengusiran warga Palestina dari Masafer Yatta akan dianggap sebagai “kejahatan perang”.
Pada awal Juni tahun lalu, anggota parlemen AS, dan 83 anggota parlemen AS juga menandatangani surat kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk menyerukan penghentian pengusiran warga Palestina dari Masafer Yatta.
Pada awal Januari, pemerintah “Israel” memberi tahu kantor penghubung Otoritas Palestina bahwa delapan desa Masafer Yatta akan segera dievakuasi paksa untuk latihan militer “Israel”.
Penghancuran telah meningkat pada 2023 dan banyak penduduk sekarang khawatir pengusiran massal yang telah lama ditunggu akan segera terjadi. (zarahamala/arrahmah.id)