JAKARTA (Arrahmah.com) – Amir Majelis Mujahidin Ustadz Drs Muhammad Thalib mengajak media Islam, khususnya yang wartawannya tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU), memelopori untuk membangun ruang dan tradisi debat terhadap orang-orang kafir dan kaum Islamofobia.
Ustadz Muhammad Thalib menyampaikan hal ini saat menerima kunjungan Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Markas Majelis Mujahidin di kawasan Pamulang, Tangerang, Jumat (3/5/2013) malam.
Menurutnya, dengan debat, umat Islam akan terasah intelektualitasnya. Dengan debat akan ketahuan siapa yang benar dan yang salah, mana yang haq dan mana yang batil.
Dengan menghadirkan sosok-sosok Muslim yang di era pergerakan dahulu banyak memunculkan tokoh-tokoh Islam yang berhasil membuat kaum anti Islam tak berkutik, maka umat ini tak mudah dibodohi.
“Sekarang tradisi debat itu tak ada lagi seperti dulu. Karenanya, Anda para wartawan dalam media Islam ini harus kembali membuka ruang untuk berdebat, agar umat ini tahu dan tidak dibodohi terus,” katanya.
Ustadz Thalib juga menegaskan, sebagai jurnalis Islam dalam menyajikan berita hendaknya informatif, konfrontatif, inspiratif dan partnership.
Menurutnya, hal ini penting bagi wartawan Muslim, karena aktivitas jurnalistik adalah pekerjaan intelektual yang mencerdaskan dan mencerahkan, bukan membodohi publik.
“Informatif, artinya memberikan informasi yang dibutuhkan umat. Konfrontatif, berarti menyediakan ruang cek dan ricek, tabayun dan klarifikasi, menghadirkan satu pendapat dan mengungkap pendapat lainnya. Jadi tak hanya satu sumber,” paparnya.
“Tapi konfrontatif itu bukan provokatif, justru bisa membuka ruang debat untuk menghadirkan sebuah kebenaran,” imbuhnya.
Sedang Inspiratif, jurnalis Muslim harus mampu menghadirkan tulisan dan berita yang menjadi inspirasi, membuat umat (publik) tergerak dan bergerak dengan kesadaran yang menyentak dan membangun setelah membaca, melihat atau mendengar sajian jurnalistik tersebut.
“Sementara dengan Partnership, jurnalis Muslim mampu menghadirkan sajian jurnalistik yang merangkul dan menjadi sinergi, baik dengan nara sumber maupun audiens (pembaca, pendengar, pemirsa, red)nya,” lanjutnya.
Ustadz Thalib juga berharap media Islam, khususnya yang wartawan-wartawannya tergabung dalam JITU, memelopori ruang dan tradisi debat terhadap orang-orang kafir dan Islamofobia dengan menghadirkan sosok-sosok Muslim yang di era pergerakan dahulu banyak memunculkan tokoh-tokoh Islam yang berhasil membuat kaum anti Islam tak berkutik.
“Sekarang tradisi debat itu tak ada lagi seperti dulu. Karenanya, Anda para wartawan dalam media Islam ini harus kembali membuka ruang untuk berdebat, agar umat ini tahu dan tidak dibodohi terus,” kata Ustadz Thalib.
Pada kesempatan ini, Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, Ustadz Irfan S Awwas, menyampaikan sekilas rencana Kongres IV Majelis Mujahidin pada 16-18 Syawal 1434 H/23-25 Agustus 2013 mendatang di Masjid Azzikra, Sentul, Bogor, jawa Barat.
Ustadz Irfan berharap media Islam, terutama yang jurnalisnya tergabung dalam JITU, dapat membangun sinergi bersama Majelis Mujahidin, termasuk dalam Kongres IV Majelis Mujahidin nanti.
Selain itu, ungkap Ustadz Irfan, Majelis Mujahidin akan mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK) dan MPR. Untuk apa?
“Majelis Mujahidin akan meminta pendapat kepada MK, ke mana Majelis Mujahidin jika hendak mengggugat UUD yang tak sesuai dengan kehidupan dalam bernegara,” katanya.
Ia menambahkan, republik ini dibangun dengan tipuan dan dibentuk atas dasar dan landasan yang tidak benar. “Sebagai contoh, dalam UUD 45 sendiri tidak disebut negara ini berdasarkan Pancasila, tapi berdasarkan Ketuhanan Yang Mahe Esa. Nah, ini salah satu yang akan kami gugat ke MPR,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Jibriel Abdurrahman menjelaskan tujuan Majelis Mujahidin menerbitkan Tarjamah Tafsiriyah yang disusun Ustadz Muhammad Thalib.
“Ini sebagai koreksi terjemah harfiyah Al-Qur’an versi Depag RI yang cukup banyak memuat kekeliruan yang bisa membuat umat Islam salah paham,” jelasnya.
Dalam pertemuan ini hadir dari Majelis Mujahidin, di antaranya Amir Ustadz Muhammad Thalib, Wakil Amir Ustadz Abu Jibriel Abdurrahman, Ketua Lajnah Tanfidziyah Ustadz Irfan S Awwas, Sekretaris Umum Ustadz Shobbarin Syakur.
Dari JITU diwakili Ketua Umum Surya Fachrizal Ginting, dan pengurus lainnya, Ibnu Syafaat, Ades Satria, Muhammad Jibriel, serta Dewan Syuro yang diwakili M. Ubaydillah Salman.
(salam-online/arrahmah.com)