KABUL (Arrahmah.com) – Amir Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Senin (15/11/10) menolak pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik, sembilan tahun perang di Afghanistan yang membawa penderitaan rakyat Afghan tidak akan diakhiri dengan negosiasi damai, Mullah Mohammad Omar hafidzahullah mengatakan bahwa negosiasi merupakan desas-desus menyesatkan.
Sebuah pernyataan yang diklaim dikeluarkan oleh Mullah Omar, amir IIA, juga mengatakan gelombang puluhan ribu pasukan tidaklah efektif dan kembali memprediksi kekalahan untuk pasukan asing.
Para petinggi NATO berkumpul di ibukot Portugis, Lisbon pada Jumat (12/11) untuk konferensi selama dua hari yang mungkin akan didominasi oleh perubahan strategi di Afghanistan termasuk jadwal penarikan mundur pasukan asing.
Utusan AS untuk Afghanistan dan Pakistan, Richard Holbrooke mengatakan kepada para wartawan di Islamabad Senin (15/11) bahwa pertemuan tersebut memetakan waktu keluar dari misi aliansi di Afghanistan.
“Dari Lisbon kami akan menetapkan strategi transisi dengan target akhir 2014 untuk Afghanistan mengambil alih tanggung jawab untuk memimpin keamanan,” ujarnya.
Mullah Omar mengatakan IIa tidak akan beristirahat sampai tentara asing benar-benar keluar dari Afghanistan, menentang kehadiran mereka bahkan peran mereka dalam pemerintahan Karzai.
Dia juga menyeru kepada warga Afghan untuk tidak bekerjasama dengan pemerintah boneka Karzai.
“Musuh telah kalah di medan perang,” ujar Mullah di malam takbiran.
“Sekarang mereka mengandalkan media dan memerankan diri seolah-olah membuat kemajuan namun kenyataannya adalah apa yang Anda dan kami saksikan disini.”
“Korban tewas meningkat tajam. Hal ini dikarenakan tekanan yang akhirnya membuat musuh menyebar desas-desus menyesatkan mengenai pembicaraan damai.”
Beberapa waktu terakhir ini, Karzai mengatakan tengah membuat kemajuan, dia berhasil melakukan pembicaraan damai dengan para petinggi “Taliban” di beberapa tempat.
Namun tidak pernah jelas dimana pembicaraan dilakukan dan siapa saja yang ikut serta di dalamnya.
“Klaim negosiasi, fleksibilitas dalam sikap IIA merupakan propaganda murahan dan hanyalah “rongga” asap untuk topeng kegagalan koalisi,” lanjut Mullah Omar.
“Tujuannya dalah untuk melibatkan musuh dalam perang melelahkan seperti mantan Uni Soviet.”
Rencana IIA dalam jangka pendek dan panjang adalah meningkatkan operasi selangkah demi selangkah dan menyebarkannya ke seluruh penjuru Afghanistan hingga musuh harus keluar dari negeri tersebut.
Mullah Omar mengatakan strategi mereka terbukti mengalami kesuksesan di Marjah dan Kandahar.
“Gelombang pasukan tambahan tidak akan membawa perubahan dan tidak akan pernah mampu… Semakin banyak maka perang akan semakin lama dan korban dari pasukan Anda akan semakin meningkat dan beban ekonomi negara Anda akan menjadi lebih berat,” tutupnya. (haninmazaya/arrahmah.com)