KANDAHAR (Arrahmah.id) – Syekh Hibatullah Akhundzada, amir Imarah Islam Afghanistan (IIA), telah menyatakan bahwa ia tidak takut akan peringatan dari negara-negara Barat atau Timur.
Dalam pidatonya pada upacara kelulusan Madrasah Jihadiyah di Kandahar, ia menambahkan bahwa orang-orang Barat yang datang ke negara itu tidak pergi secara sukarela, tetapi dipaksa untuk mundur dari Afghanistan, lansir Tolo News (29/1/2025).
Pemimpin Imarah Islam itu mengatakan: “Apakah Timur atau Barat menentang kami, mereka tidak dapat menyakiti kami. Ini adalah keyakinan kami, dan kami berdiri teguh di atasnya. Apakah mereka berasal dari Timur atau Barat, mereka tidak ada apa-apanya! Haruskah kita sekarang takut akan berita mereka? Apakah kita tidak percaya pada janji-janji Allah tetapi justru percaya pada mereka? Apakah kita akan terpengaruh oleh mereka? Tidak akan pernah!”
Syekh Hibatullah Akhundzada juga menekankan bahwa sistem yang ada saat ini tidak diberikan sebagai hadiah atau warisan, tetapi dibangun melalui perjuangan rakyat Afghanistan dan harus dilestarikan.
Sheikh Hibatullah Akhundzada, pemimpin Imarah Islam, menyatakan: “Sistem yang ada saat ini tidak datang atas permintaan siapa pun, juga tidak diwariskan atau diberikan kepada kami karena persahabatan. Sistem ini dicapai melalui darah kami; sistem ini didirikan melalui Jihad di jalan Allah.”
Fazl Rahman Oria, seorang analis urusan politik, mengatakan: “Permusuhan dan konflik antara Afghanistan dan negara-negara Barat tidak menguntungkan kedua belah pihak. Kepentingan negara-negara Barat dan kepentingan nasional Afghanistan membutuhkan negosiasi dan kesepakatan antara kedua belah pihak sehingga isu-isu yang ada dapat diselesaikan.”
Pemimpin Imarah Islam ini juga berpesan kepada para lulusan madrasah untuk memprioritaskan pelestarian nilai-nilai Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)