KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan Ketua MPR Amien Rais dalam Forum PBB mengenai transisi demokrasi di Kairo mengingatkan kepada dunia Arab, yang kini dilanda revolusi, agar tidak terlalu percaya kepada Amerika Serikat.
“Watak Washington selalu ingin menciptakan ketergantungan dari negara lain terhadapnya, oleh karena itu jangan terlalu percaya dengan AS,” kata Amien dalam forum yang diadakan Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) di Mesir pada Minggu (5/6/2011).
Amin juga mengungkapkan, bila sebuah negara telah bergantung kepada negara adidaya, maka negara tersebut tidak akan bebas dan mandiri lagi.
Pernyataan senada diutarakan oleh Genaro Arrigada, tokoh reformasi Chili yang berhasil menumbangkan diktator Pinochet pada 1988.
“Tidak semua pandangan AS itu baik, dan tidak semua buruk, oleh karena itu harus selalu berhati-hati menyikapinya,” kata Arrigada, petinggi Partai Demokratik Kristen Chili.
Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu juga menyatakan tidak kaget dengan munculnya revolusi di sejumlah negara Arab. Amin mengatakan bahwa apa yang dialami dunia Arab saat ini serupa dengan dialami Indonesia pada 1998, yaitu menumbangkan rezim yang terlalu lama berkuasa.
Ia berpendapat, kebobrokan sebuah negara itu akibat dari persekongkolan antara pemimpin negara, elit politik dan juga pengusaha busuk.
Amien menggambarkan kepemimpinan Firaun pada zaman Mesir kuno, yaitu Firaun sebagai pemimpin negara bersekongkol dengan Haman sebagai elit politik dan Qarun sebagi pengusaha busuk.
“Sadar atau tidak, sosok Firaun, Qarun dan Haman tersebut sesungguhnya menjelma dalam rezim otoriter di zaman modern ini,” katanya.
Forum dua hari yang bertema, “Pathways of Democratic Transitions: International Experiences, Lessons Learnt and the Road Ahead,” itu menghadirkan pembicara kunci dari kalangan pelopor reformasi politik di sejumlah negara seperti dari Indonesia, Chile, Argentina dan Afrika Selatan.
Dari Indonesia, selain Amien Rais, juga mantan Presiden Bacharuddin Yusuf Habibie.
Forum yang dibuka Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf ini terinspirasi dari perubahan dan pengalaman sejumlah negara, terutama di kawasan Selatan-Selatan terkait dengan masa transisi di Tunisia dan Mesir menyusul perubahan rezim, dan juga untuk mencari jalan keluar dari krisis yang masih dialami sejumlah negara di dunia Arab. (ans/rasularasy/arrahmah.com)