WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS akan mempertahankan kebijakan “netralitas aktif” di Libya, Departemen Luar Negeri mengatakan Kamis (2/7/2020) setelah mengumumkan bahwa mereka telah bertemu dengan Tentara Nasional Libya (LNA) awal pekan ini.
“Delegasi AS menekankan penentangannya terhadap semua campur tangan asing di Libya dan membahas pentingnya gencatan senjata segera dan kembali ke negosiasi keamanan dan politik yang difasilitasi PBB,” bunyi pernyataan itu, mengungkapkan bahwa pertemuan virtual diadakan antara pejabat AS dan perwakilan LNA pada 1 Juli.
Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung Turki dan LNA telah melihat ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah GNA yang berbasis di Tripoli menguat melawan LNA yang berbasis di Benghazi, dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar dan didukung oleh negara-negara termasuk Rusia dan Mesir.
“Kedua pihak menegaskan bahwa semua warga Libya harus menikmati perlindungan pasukan keamanan yang mampu dan bertanggung jawab, bebas dari bahaya yang ditimbulkan oleh milisi, kelompok bersenjata non-negara, dan pejuang asing,” kata pernyataan Kamis (2/7).
Sementara LNA memberi pengarahan kepada para pejabat AS tentang komitmennya terhadap dialog yang difasilitasi PBB, AS memperingatkan bahwa kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha “merusak proses politik” berisiko mendapat sanksi internasional.
Para pejabat Amerika juga menyuarakan penentangan mereka terhadap afiliasi LNA dengan kelompok Wagner, “wakil Kementerian Pertahanan Rusia”.
Pertemuan hari Rabu (1/7), kata pernyataan itu, “sesuai dengan kebijakan netralitas aktif AS di Libya” setelah “keterlibatan AS mengenai milisi dengan perwakilan GNA pekan lalu.” (Althaf/arrahmah.com)