Afghan (arrahmah) – Beberapa Negara seperti Inggris, Kanada sudah tak mampu mengendalikan Afghanistan dan pejuang Taliban. Amerika Serikat makin sendirian ditinggalkan sekutunya.
Baru-baru ini, Robert Gates, Menteri Pertahanan Amerika menulis surat kepada rekan sejawatnya asal Jerman agar mengirimkan pasukan lebih banyak ke Afghanistan dan perluasan tugas mereka di sana.
Surat itu dikirimkan sebelum diadakan sidang tidak resmi setingkat menteri luar negeri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Vilnius, Lituania. Ulrich Wilhem, Juru Bicara Pemerintah Jerman secara tegas menolak permintaan itu. Saat mereaksi permintaan AS Ulrich menyatakan, Jerman sama sekali tidak punya rencana mengubah penugasan pasukannya yang ditempatkan di Utara Afghanistan.
Pasukan militer Jerman yang ditempatkan di Utara Afghanistan berjumlah 3.200 tentara yang tergabung dengan pasukan keamanan internasional pimpinan NATO, ISAF.
Mengamati permintaan Amerika agar negara-negara sekutunya mengirimkan lebih banyak lagi pasukannya membongkar seberapa besar mental AS. Sederhana, karena Amerika Inggris dan Kanada tidak lagi mampu mengatasi kondisi di Selatan Afghanistan.
Semakin luasnya kondisi tidak aman di Selatan Afghanistan membuat AS meminta peran serta pasukan ISAF yang lain guna memerangi kelompok Taliban di sana. Melihat jumlah korban yang tewas di sana membuat tidak satu pun dari negara-negara Barat yang siap untuk menerima permintaan itu.
Pertimbangannya, mereka tidak siap menghadapi resiko berat. Negara-negara sekutu Amerika tahu betul bahaya yang mengancam anggota pasukannya bila dikirim ke sana. Di sisi lain, setiap pemerintah negara-negara Barat yang mengirimkan pasukannya ke Afghanistan mulai mendapat kritikan pedas kalangan oposisi dan rakyatnya.
Kembali pada enam tahun lalu ketika Amerika menyerang dan menduduki Afghanistan. Sampai saat ini, AS bukan saja tidak mampu menangkap Osama bin Laden yang menjadi dalih agresi mereka, malah kini kelompok Taliban berhasil mengorganisir kembali kekuatannya.
Saat ini, pejuang Taliban mengontrol daerah yang cukup luas di Afghanistan. Ada tiga Laporan terbaru yahg dirilis menyebutkan kondisi Afghanistan. Ketiga laporan itu memperingatkan kondisi yang sangat memprihatinkan dari sisi keamanan dan ekonomi.
Selama ini, kehebatan militer Amerika begitu menguasai negara-negara dunia. Namun, bila dicermati lebih dalam, negara Paman Sam ini hanya berani main keroyok. Apa yang terjadi di Afghanistan masih menunjukkan cara dan sikap pengecut AS. Kini, saat AS kesulitan menghadapi Taliban, ia tidak punya cara lain kecuali mengajak sekutunya di NATO menghadapi Taliban bersama-sama.
Namun, kini AS harus bersiap-siap kecewa karena permohonannya hanya bertepuk sebelah tangan. Tidak ada satu pun dari sekutunya yang mengiyakan penugasan tentaranya ke daerah-daerah yang rawan konflik. Bahkan Kanada yang sampai saat ini masih bekerja sama dengan AS mulai berpikir dua kali melanjutkan kerja samanya. Perdana Menteri Kanada, Steven Harper mengancam bila tidak ada pengiriman pasukan yang lebih besar ke daerah-daerah rawan konflik, niscaya Kanada akan menarik keluar pasukannya dari Afghanistan.