AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Media Jihad adalah salah satu ujung tombak perjuangan melawan teroris Amerika (AS) dan antek-anteknya. Buktinya, tak sedikit dan tak jarang media-media Jihad, terkhusus media online, sering dijadikan target oleh AS. Karena AS dan sekutu-sekutunya mengakui kiprah Media Jihad sangat berpengaruh bagi ‘perjuangan’ mereka.
Baru-baru ini Spesialis Cyber AS menghacked sebuah situs yang berafiliasi dengan A-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang beroperasi di Yaman. Setelah berhasil membobol situs itu, mereka (musuh) memposting informasi menurut versi mereka. Akibatnya, sebuah berita sesat tentang “kematian warga sipil di Yaman di tangan para teroris” nampak di situs itu, seperti dilansir KC pada (24/5/2012).
Nampaknya, situs itu merupakan hambatan penting bagi ‘perjuangan’ Amerika melawan Mujahidin, hingga Sekretaris negara AS Hillary Clinton berbicara di Tampa, Florida di markas Komando Operasi Khusus pasukan bersenjata AS, dia melaporkan tentang kabar hacking situs Mujahdin adalah berita yang paling penting bagi pemerintah AS.
Clinton mengatakan bahwa situs Al-Qaeda dihacked oleh Insinyur Komputer dari “Pusat Komunikasi Kontra Terorisme” yang beroperasi dibawah kendali Departemen Negara AS.
Pidato Clinton tersebut adalah merupakan sebuah peringatan bahwa selain agresi melawan Afghansitan, Irak, Pakistan, Yaman, AS juga memimpin perang dalam dunia maya melawan sumber-sumber informasi yang independen dan memberikan pengaruh yang sangat penting.
Sekelompok ahli dari Komando Cyber Angkatan Bersenjata AS, hacker Pentagon, CIA dan FBI adalah yang paling utama terlibat dalam perang dunia maya melawan Media Jihad.
CIA dan FBI secara intensif memata-matai situs Al-Qaeda dan yang pro-Al-Qaeda dalam upaya untuk menemukan informasi atau rencana terkait niat Mujahidin melakukan serangan, mereka berharap dapat mencegah niat itu.
AS juga telah menghubungi pemerintah-pemerintah kawasan Eropa, Teluk Persia, Asia-Pasifik untuk meminta mereka menutup situs-situs yang bertentangan dengan keinginan AS. Situs-situs atau sumber-sumber independen yang bertentangan dengan misi AS dianggap sebagai agresi bagi AS.
Pengumuman Clinton terkait operasi hacking terhadap situs Al-Qaeda, dan menganggapnya sebagai yang paling penting bagi AS, menunjukkan bahwa AS mengalami kesulitan yang sangat besar menghadapi Mujahidin di Yaman. (siraaj/arrahmah.com)