Amerika berhasil menyeret negara-negara Arab ke dalam perangkap konferensi musim dingin yang diselenggarakan 27 November kemarin di Annaplis di distrik Maryland Amerika. Padahal pihak Amerika Serikat tidak memberikan kepada mereka janji-janji menuju solusi politik pendirian negara Palestina atau menerima prakarsa Arab sebagai landasan perundingan, atau dengan landasan wilayah imbal balik perdamaian atau penarikan “Israel” ke wilayah jajahan tahun 1967. bahkan sesaat sebelum pelaksanaan konferensi, dalam pertemuan di Kairo hari Jumat lalu Mahmod Abbas menyatakan bahwa perunding Palestina gagal mencapai piagam bersama dengan “Israel” yang seharusnya disampaikan dalam konferensi musim gugur ini sebagai landasan perundingan.
Abbas saat itu menegaskan dirinya gagal menemukan kesepakatan dengan “Israel” karena negara zionis ini ngotot ingin memetik banyak keuntungan, meski pihak perundingan Palestina gagal menolaknya. Meski demikian harian “Israel” Haaretz “Israel” edisi Jumat lalu mengungkap piagam bersama atau pernyataan bersama yang akan diajukan “Israel” dan Palestina di konferensi Annapolis. Dari sana kentara gap antara kedua pihak masih mengangah. Tidak ada satupun tuntutan Palestina agar membekukan permukiman atau tembok pemisah atau menghilangkan perlintasan atau membebaskan Jalur Gaza dari embargo.
Seorang pejabat “Israel” menegaskan, sebagian besar pernyataan bersama “Israel” dan Palestina itu sudah siap. Ia menegaskan, perundingan-perundingan setelah itu akan dimulai untuk membahas masalah-masalah esensial. Meski pun tidak ada penjelasan waktu perundingan atau bentuk solusi final. Justru kedua pihak Palestina dan “Israel” komitmen terhadap fase-fase penarapan Peta Jalan Damai dimana pasal terpenting adalah pelucutan senata perlawanan Palestina.
Harian yang sama mengungkap bahwa ada pernyataan sikap bersama lainnya yang bertujuan menghapus hak kembali pengungsi Palestina secara final. Di dalamnya adalah penerjeman hak kembali ke tanah air dari bahasa hak-hak histories menjadi beban ekonomi atau dengan kata lain diberi ganti rugi sebesar 90 milyar USD atau 21.000 USD untuk setiap pengungsi. Pernyataan bersama juga menyinggung masalah Al-Quds dan sejumlah sekenario pemecahannya dan mustahilnya pennjajahan “Israel” terhapus dari sana.
Jika presiden Bush menang dengan nobel internasional “Oscar’ dalam hal dusta, maka PM “Israel” belum mencapai martabat ini. Karenanya, Bush menegaskan bahwa pertemuan Annapolis tidak akan menyelesailan kesepakatan perdamaian namun akan membahas secara resmi yang berusaha untuk menemukan kesepakatan sebelum berakhirnya jabatan Presiden Amerika Serikat sekarang pada Januari 2009.
Olmert mengatakan, pihaknya tidak akan menerapkan kesepakatan damai di masa depan dengan Palestina sebelum mereka menerapkan Peta Jalan, termasuk di dalamnya membekap perlawanan Palestina. Meski Peta Jalan 2003 meminta kepada “Israel” agar membekukan aktifitas permukiman, akan tetapi pemerintah zionis ini masa bodoh.
Olmert pergi ke Annapolis karena dirinya yakin tidak mungkin membiarkan kondisi seperti sekarang antara “Israel” dan Palestina. ini akan berbahaya dibanding dengan pertemuan tanpa hasil, apalagi bahaya penguasaan Hamas atas Tepi Barat setelah menguasai Jalur Gaza.
Olmert juga menyinggung kemungkinan melemahnya atau bahkan hilangnya kubu moderat Palestina yang dipimpin Mahmod Abbas. Ini artinya Tel Aviv ingin konferensi Annapolis bukan memulai solusi masalah Palestina namun menghajarnya serta menusuk semua kekuatan yang menolak kompromi dengan “Israel”.
“Israel” tidak akan menarik sekalipun dari wilayah Arab kecuali dengan tekanan, ini yang terjadi di gurun Sinai dan di selatan Libanon dari tekanan Hizbullah kemudian dari Gaza akibat tekanan perlawanan bersenjata Palestina.
Niat Bush menggunakan konferensi Annaplis untuk mengkilatkan popularitasnya yang pudar akibat perang Irak, tekuak sebelum dimulainya sandiwara konferensi musim gugur. Sebab ternyata Amerika hanya akan mengeluarkan omong kosong. Washington sebelumnya mengajukan kepada negara Arab untuk melakukan follow up perundingan di Moskow pada Januari tahun depan yang disebut “konferensi musim semi” setalah Gedung Putih membentuk Komite Pemantau Annapolis untuk mengevaluasi perjalanan perundingan Palestina dan Suriah dengan “Israel”. Hal ini dibenarkan oleh sumber diplomasi Arab di Riyadl kepada Fransh Press.
Berarti sederhannya, Arab pergi ke Annapolis untuk mengkilatkan popularitas Bush dan Olmert serta menyantap hidangan ikan lezat yang membuat distrik Maryland Amerika tersohor.
Meski konferensi ini tidak memberikan bukti apapun bahwa tuntutan minimal Arab akan dikabulkan, namun Mesir, Jorndania, Bahrain, Saudi, Qatar, Maroko, Tunisia, Aljazair, Sudan, dan otoritas Palestina memutuskan hadir di dalamnya.
Menlu Suriah, Walid Al-Muallim menegaskan negaranya akan ikut dalam konferensi ini jika Washington setuju masalah dataran tinggi Golan menjadi salah satu agenda konferensi.
Mualim menegaskan, Menlu Amerika Condalizza Rice berjanji secara positif melalui kontak dengan Menlu Mesir, Ahmad Abul Ghaith dan Sekjen Uni Liga Arab Umar Musa, Menlu Arab Saudi, pangeran Saud Faishal dan kami sedang menunggu surat resmi”.
Sudah jelas bahwa konferensi Annapolis bertujuan untuk memaksakan normalisasi gratis (antara “Israel” dan negara Arab) dan berusaha memecah belah pemerintah-pemerintah Arab, memperdalam perpecahan di internal Palestina serta memperkuat embargo atas Jalur Gaza dan Hamas.
Sumber: Infopalestina