(Arrahmah.com) – Saat ini sebagian besar wilayah di Indonesia tengah memasuki musim hujan. Hujan mengguyur hampir di berbagai kota di Tanah Air. Setelah sebelumnya, hampir sebagian besar wilayah mengalami kekeringan air dan amat menantikan turunnya hujan. Kini, musim hujan telah mulai.
Hujan turun berkat karunia dan kasih sayang Allah SWT bagi makhluknya di muka bumi. Mudah bagi Allah untuk menurunkan dan menghentikan hujan.
Karena itu, ketika turun hujan, dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan, seperti dikutip dari buku berjudul “Rahasia Kedahsyatan 12 Waktu Mustajab untuk Berdoa” karangan Nurhasanah Namin.
Berikut ini sejumlah amalan yang dianjurkan bagi Muslim dalam menyikapi hujan.
- Takut datangnya azab ketika mendung. Ketika saat mendung datang, Nabi SAW begitu khawatir, jika itu pertanda akan datang azab dan kemurkaan Allah.
-
Berdoa sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Ketika turun hujan, disunnahkan untuk berdoa. Sebab, seperti diriwayatkan Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW ketika melihat turunnya hujan selalu berdoa. Doa yang diucapkan adalah, “Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.” Hujan kesempatan terbaik untuk memanjatkan doa. Ibnu Qudamah dalam al-Mughni mengatakan, dianjurkan untuk berdoa ketika turunnya hujan. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan, yakni pada saat bertemunya dua pasukan, menjelang shalat dilaksanakan, dan saat hujan turun.”
-
Berdoa ketika hujan lebat. Pada suatu waktu Nabi SAW pernah meminta untuk diturunkan hujan. Namun, ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon kepada Allah SWT untuk dikembalikan menjadi cuaca cerah. Dalam kondisi hujan lebat, Rasulullah memanjatkan doa kepada Allah.
-
Mengambil berkah dari air hujan. Anas bin Malik RA berkata, “Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah saw. Lalu Rasulullah menyingkap bajunya sampai tersiram hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” Makna dari hadis itu menurut an-Nawawi, bahwa hujan adalah rahmat yang baru saja diciptakan Allah SWT. Oleh karena itu, Nabi saw bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.
-
Dianjurkan berwudhu dengan air hujan. Disebutkan, apabila air mengalir di lembah, Nabi SAW mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan Allah sebagai alat untuk bersuci”. Kemudian mereka bersuci dengan air hujan tersebut.
-
Tidak boleh mencela hujan. Rasulullah saw pernah mengingatkan untuk tidak mencela sesuatu atau makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak disukai. Misalnya, mencela hujan atau angin.
-
Berdoa setelah turun hujan. Dianjurkan untuk berdoa setelah turun hujan. Doa tersebut berbunyi seperti ini, “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”
-
Berdoa ketika mendengar suara petir dan ketika terjadi angin kencang. Jika Abdullah bin Az Zubair mendengar suara petir, dia menghentikan pembicaraan, dan kemudian mengucapkan: “Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.” Demikian saat terjadi angin kencang, dianjurkan untuk membaca doanya untuk meminta perlindungan dari Allah SWT.[]
(fath/republika/arrahmah.com)