JAKARTA (Arrahmah.com) – Walau jabatannya terus diprotes warga Kelurahan Lenteng Agung (LA), Jakarta Selatan, Lurah Susan Jasmine tetap berupaya mendekatkan diri dengan warganya. Di antaranya, pada Idul Adha yang baru lalu, ia pun ikut ”berkurban” 1 ekor sapi limosin dan 1 ekor kambing buat warga LA.
Lurah Susan juga ikut serta dalam Jakarta Night Religius Festival di malam takbiran Idul Adha, Senin (14/10/2013). Saat itu, ia mengerahkan 33 orang warganya, mengarak dan menabuh bedug dari Bundaran HI ke Monas.
Tak mau ketinggalan dengan bawahannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga menampilkan pendekatannya kepada warga Muslim. Melalui website pribadinya, Wagub membeberkan gajinya, yang sebagian dipotong untuk pos pengeluaran Zakat, Infaq dan Sedekah sebesar 2,5 persen dari penghasilan setelah dipotong pajak penghasilan.
Di web itu terpampang bukti tanda terima Intensif Pemungutan Pajak Daerah sejak bulan Oktober hingga 2012. Di mana dari pendapatannya Ahok mendapat potongan sebesar Rp 1.460.412 untuk Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS).
Fenomena politisasi Islam seperti ditunjukkan Lurah Susan, Wagub Ahok, dan Rihanna, menurut Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyyah Indonesia KH Abdul Wahid Alwy, merupakan salah satu masalah cukup serius yang berkaitan dengan aqidah; Yaitu, menimbulkan misleading (salah paham) status seputar kedudukan amal baik yang dilakukan oleh orang kafir.
Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kata KH Wahid Alwy, tidak ada pilihan lain kecuali dalam memahami sesuatu yang berkaitan dengan masalah aqidah, hendaknya kembali kepada wahyu dari Allah ta’ala dan Sunah Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam.
Berkenan dengan masalah di atas, Al-Qur’an dengan jelas, tegas dan tuntas menjawabnya diantaranya dalam surat al-furqan ayat 23, Allah Ta’ala menegaskan, “Kami berikan balasan kepada mereka atas amal yang mereka lakukan. Kami jadikan amal orang-orang kafir sia-sia bagaikan debu yang beterbangan.”
Selanjutnya dalam surat An-Nur ayat 39, Allah Ta’ala juga menegaskan, “Orang-orang kafir itu semua amal mereka sia-sia. Semua yang mereka lakukan laksana fatamorgana di sebuah lembah. Orang-orang yang kehausan menyangka bahwa fatamorgana itu adalah air. Ketika mereka mendekati tempat itu, mereka tidak mendapatkan air sedikitpun . . . .”
Begitu juga dalam surat Ibrahim ayat 18, Allah ta’ala mengabarkan bahwa “Usaha-usaha orang yang kafir kepada Tuhan mereka sia-sia laksana debu yang ditiup angin keras pada hari yang panas. Mereka tidak memperoleh manfaat sedikitpun dari hasil usaha mereka di dunia. Orang-orang kafir itu telah amat jauh sesatnya.”
(azmuttaqin/nurbowo/arrahmah.com)