IDLIB (Arrahmah.com) – Pusat rekonsiliasi Rusia di pangkalan udara Hmeimim mengatakan 23 pasukan rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Bashar Asad telah dibunuh oleh pejuang Suriah dalam 48 jam terakhir.
Pertempuran sejak Sabtu (10/8/2019) telah menewaskan puluhan kombatan dari kedua belah pihak ketika tentara rezim dan sekutunya melepaskan sekitar 2.000 serangan udara dan artileri terhadap posisi pejuang di barat laut Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dilansir Zaman Alwasl (12/8).
Pejuang Suriah termasuk kelompok-kelompok Jihadi telah menewaskan lebih dari 130.000 pasukan pro-rezim sejak konflik bersenjata meletus delapan tahun lalu yang dimulai dengan penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah, menurut kelompok pemantau setempat.
Bentrokan besar terjadi setelah penangkapan Al-Hobeita, sebuah kota penting yang strategis di Idlib.
Direbutnya Al-Hobeita merupakan kemajuan paling signifikan yang dilakukan pasukan rezim di provinsi Idlib sejak awal ofensifnya tiga bulan lalu, kata SOHR.
Kota ini sebagai pintu gerbang ke pedesaan selatan Idlib, ke jalan raya utama Damaskus-Aleppo dan ke kota Khan Sheikhoun.
Serangan tiga bulan di barat laut Suriah hanya meraih sedikit kemajuan, jauh lebih lambat dibanding yang dilakukan oleh Bashar Asad sejak Rusia berada di pihaknya pada tahun 2015, mendorong serangkaian kemenangan militer yang telah membawa sebagian besar Suriah kembali di bawah kekuasaannya.
Mujahidin yang berjuang untuk mengusirnya kini terkonsentrasi di daerah kantong barat laut, yang meliputi sebagian besar provinsi Idlib dan sebagian provinsi Aleppo, Hama, dan Latakia, meskipun mereka juga memiliki kehadiran kecil di tenggara dekat perbatasan dengan Yordania.
Serangan udara rezim telah menargetkan rumah sakit, sekolah, titik air, pasar, toko roti dan infrastruktur sipil lainnya, koordinator kemanusiaan PBB untuk Suriah, Panos Mumtzis, mengatakan.
Sejak awal serangan Suriah barat laut akhir April lalu, lebih dari 800 warga sipil telah tewas dan lebih dari 440.000 mengungsi. (haninmazaya/arrahmah.com)