TUNIS (Arrahmah.com) – Untuk pertama kalinya dalam 23 tahun, pemuda Muslim melaksanakan sholat berjamaah di jalan-jalan di kota Tunisia. Hal ini menjadi mungkin setelah digulingkannya pemerintahan diktator Zine El Abidine Ben Ali.
Sebelumnya, Menteri Pembangunan Daerah, Silvan Shalom menyatakan keprihatinan tentang penggulingan penguasa diktator Ben Ali, karena “langkah ini akan memfasilitasi pergerakan Islam di negeri ini”.
Shalom, mantan penduduk asli komunitas Yahudi di Tunisia, mengakui bahwa Barat memang buta tentang pelanggaran HAM oleh Ben Ali.
“Sekarang, setelah jatuhnya rezim ini, ada kekhawatiran bahwa pergerakan Islam yang telah dilarang, tidak hanya akan datang kembali namun akan merebut kekuasaan,” keluh bajingan Zionis ini.
Selama kerusuhan, kepolisian Tunisia menangkap sejumlah orang asing bersenjata, termasuk satu dengan paspor Jerman, yang diduga mengorganisir serangan dan penembakan.
Perlu diingat bahwa Zionis sering menggunakan paspor palsu dari negaranegara lain dan mengirimkan kelompok terorisnya untuk melakukan pembunuhan dan serangan teroris.
Sementara itu, rakyat Tunisia yang tidak puas dengan hasil kudeta terhadap pemerintah negara itu, menyerukan perubahan radikal dalam politik.
Pada 15 Januari, rakyat Tunisia melakukan aksi massa menuntut pembebasan tahanan politik dari penjara diktator. Demonstrasi dilakukan dengan dama dan didukung oleh militer dan polisi Tunisia.
Aksi yang menarik ribuan orang, secara terbuka menyeru untuk mendirikan negara Islam dan menegakkan syariah Islam dan untuk memastikan konsolidasi negerinegeri Muslim.
Selain itu, para demonstran menuntut laporan dari pemerintah terkait hubungan mereka dengan Amerika dan negara yang menyebut diri “Israel”.
Para pemrotes Tunisia meneriakkan : “tidak ada jalan lain, tidak ada jalan lain, Islam satu-satunya solusi!” “Dengan jiwa kami, dengan darah kai, kami akan berkorban untuk Anda, wahai Islam!”
Berdiri di hadapan tentara Tunisia, mereka mengalamatkan kalimat ini untuk : “Kalian di Palestina, kalian di Irak, jatuhkan rantai penguasa dari leher kalian dan penuhi tugas Anda!” “Wahai tentara Muslim, kami siap bersama Anda, dengan darah kita, dengan jiwa kita, dan anak-anak kita! gulingkan rezim yang menindas!” Demonstrasi tersebut berlangsung tanpa kekerasan dan pertumpahan darah. (haninmazaya/arrahmah.com)