PARIS (Arrahmah.com) – Serangan bom syahid mujahid Taliban di propinsi Kapisa pada hari Sabtu (9/6/2012) ternyata tidak berdampak lokal semata. Gaung serangan brilian yang menewaskan sedikitnya 14 tentara penjajah salibis Perancis dan 4 tentara boneka Afghanistan itu begitu jauh melintas benua Eropa.
Presiden Prancis Francois Hollande, pada hari yang sama hanya beberapa jam setelah serangan terjadi, mengatakan bahwa Prancis akan mulai menarik pasukannya dari Afghanistan bulan depan dan selesai akhir tahun ini. Pernyataan itu diungkapkannya di hadapan media massa sehari menjelang pemilihan legislatif.
Hollande mengatakan, Prancis akan memberikan satu “penghormatan nasional” kepada prajurit-prajurit yang tewas dalam serangan Taliban di Afghanistan timur Sabtu pagi dan lima orang lainnya yang cedera akan segera dipulangkan, lapor AFP.
Penarikan pasukan Prancis dari Afghanistan adalah salah satu dari janji-janji kampanye dalam pemilihan presiden yang diucapkan Hollande. “Penarikan pasukan itu akan dimulai Juli, akan rampung pada akhir tahun 2012,” kata presiden itu.
Kendatipun mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menetapkan batas waktu akhir 2013 untuk memulangkan pasukan tempur, Hollande yang mengalahkan Sarkozy dalam pemilihan presiden Mei, memutuskan untuk mempercepat pemulangan itu.
Media massa di Perancis melaporkan bahwa sekitar 3.500 tentara Prancis digelar di Afghanistan, terutama di Kabul dan di provinsi Kapisa tempat serangan bom syahid Sabtu itu terjadi. Bersama negara salibis AS dan NATO, Prancis ikut melakukan invasi militer untuk menumbangkan Imarah Islam Afghanistan pada Oktober 2001. Ratusan tentara salibis Perancis telah tewas selama 11 tahun peperangan melawan mujahidin Taliban dan Al-Qaeda.
(muhib almajdi/arrahmah.com)