RAFAH (Arrahmah.id) – Ketika tekanan terhadap ‘Israel’ meningkat atas serangan militernya di Rafah di Gaza selatan, sebuah gambar dengan tulisan All Eyes on Rafah menjadi viral di media sosial.
Gambar tersebut, yang menurut Al-Jazeera dihasilkan oleh AI, dilaporkan telah dibagikan lebih dari 37 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam, bersama dengan tagar #AllEyesOnRafah.
As much as people think the "All Eyes On Rafah" trend is useless, in my opinion, it actually sheds light on the genocide and many people got educated about this matter by just checking out the trend. pic.twitter.com/ZocpuwBGpl
— 4 (@jisoonie01) May 29, 2024
Ini menggambarkan sebuah kamp di sebuah dataran luas dengan tenda-tenda di tengahnya bertuliskan “All Eyes on Rafah”.
Gambar tersebut sebagian besar dibagikan melalui fitur Instagram Stories dengan para selebriti dan influencer yang juga mengunggah gambar tersebut.
Serangan Udara yang Mengerikan
Pada Ahad malam (26/5/2024), setidaknya 50 warga Palestina syahid dalam serangan udara di sebuah kamp pengungsi di Rafah. Serangan mengerikan itu menyebabkan api menyebar dengan cepat ke seluruh kamp. Rekaman menunjukkan tubuh-tubuh hangus, serta seorang pria menggendong bayi yang kepalanya terpenggal ketika jeritan terdengar di sekelilingnya.
⚠️ GRAPHIC CONTENT⚠️ New scenes from the Rafah massacre :
⚡️ A child without a head as a result of the occupation’s massacre of displaced people west of the city of #Rafah
⚡️ The screams of women, martyrs and fires everywhere…
New scenes from the occupation massacre in… https://t.co/uoQwuIRST5 pic.twitter.com/42k8Q1ngQO
— Middle East Observer (@ME_Observer_) May 26, 2024
Pasukan ‘Israel’ meningkatkan serangannya ke Gaza meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada Jumat (24/5) yang memerintahkan ‘Israel’ untuk segera menghentikan invasi darat ke Rafah.
Pada Selasa (28/5), setidaknya 20 orang syahid dan banyak lainnya terluka dalam pembantaian lain yang dilakukan oleh tentara pendudukan ‘Israel’, yang mengebom sebuah kamp pengungsi di daerah Al-Mawasi di Rafah.
New cruel scenes from the massacre committed by the Israeli occupation in Mawasi IDPS' camp in #Rafah, #Gaza. pic.twitter.com/Djlttucx13
— Saddam Al-Dhelaa (@Saddam_AlDhelaa) May 28, 2024
Rafah menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina sebelum invasi darat dimulai pada 6 Mei. Banyak dari mereka yang meninggalkan rumah mereka di daerah kantong yang terkepung dan diserang oleh pasukan ‘Israel’.
Satu Juta orang Meninggalkan Rafah
Menurut Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), hampir satu juta warga Palestina telah meninggalkan Rafah dalam tiga pekan terakhir.
“Hal ini terjadi tanpa adanya tempat yang aman untuk dituju & di tengah pemboman, kekurangan makanan & air, tumpukan sampah & kondisi kehidupan yang tidak sesuai,” kata UNRWA di X pada Selasa (28/5).
In the past 3 weeks around 1 million people have fled #Rafah
This happened with nowhere safe to go & amidst bombardments, lack of food & water, piles of waste & unsuitable living conditions
Day after day, providing assistance & protection becomes nearly impossible#CeasefireNow pic.twitter.com/CyVE0angws
— UNRWA (@UNRWA) May 28, 2024
Badan PBB tersebut menambahkan, “Hari demi hari, memberikan bantuan & perlindungan menjadi hal yang hampir mustahil.”
Meskipun gambar All Eyes on Rafah telah menyebar dengan cepat, NBC News melaporkan, rekaman video dari Rafah “yang diunggah oleh jurnalis Palestina telah dibatasi dan dalam beberapa kasus dihapus dari media sosial karena menggambarkan dampak serangan ‘Israel’.”
“Seorang juru bicara Instagram mengatakan perusahaan menghapus konten tersebut karena sifatnya yang kasar dan vulgar, yang menurutnya melanggar kebijakan platform,” menurut laporan tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)