ALGIERS (Arrahmah.com) – Anggota parlemen Aljazair, Suleiman Shanin, memuji rekonsiliasi antara Gerakan Islam Hamas dan Gerakan Fatah sekuler, yang menyatakan bahwa langkah ini membuktikan upaya untuk memberantas politik Islam telah gagal, Middle East Monitor melaporkan pada Senin (23/10/2017).
Shanin meminta warga Palestina untuk menghindari “polarisasi Arab karena mereka membutuhkan semua negara dan rezim Arab dalam pertempuran melawan pendudukan Israel”.
Dia juga meminta mereka untuk menawarkan konsesi yang “menyakitkan” satu sama lain untuk bersatu dan menjadi satu front dalam menghadapi pendudukan “Israel”.
“Kami tahu bahwa revolusi tidak berhasil kecuali front internal bersatu,” kata Shanin, merujuk pada Aljazair sebagai contoh. Dia juga menekankan: “Ketika perbedaan antara orang Palestina berkurang, perjalanan menuju pembebasan Palestina menjadi lebih pendek.”
Pejabat Aljazair ini menganggap kepercayaan Mesir untuk memasukkan Hamas ke dalam upaya rekonsiliasi sebagai “perkembangan penting” karena Kairo telah mengakui “dimensi negatif” untuk mengesampingkan Hamas.
Dia menambahkan: “Hal ini dapat menyebabkan negara-negara Arab lainnya menyadari bahaya mengabaikan Islam politik dalam masalah Palestina dan stabilitas kawasan ini.”
Shanin berharap bahwa setelah menempa hubungan baik dengan Hamas, Kairo akan meninjau kembali opininya terkait Islam politik pada umumnya dan khususnya Ikhwanul Muslimin.
“Apapun perbedaan yang ada, konflik harus diselesaikan melalui dialog. Saya pikir ini harus diterapkan pada hubungan antara Mesir dan Ikhwanul Muslimin,” pungkasnya. (althaf/arrahmah.com)