RABAT (Arrahmah.com) – Kementerian Luar Negeri Aljazair pada Ahad (23/4/2017) memanggil duta besar Maroko untuk menolak tuduhan bahwa Aljazair telah mengusir 55 warga Suriah yang melintasi perbatasan mereka, sebuah pernyataan mengatakan sebagaimana dilansir WB (24/4).
Kementerian tersebut mengatakan kepada utusan bahwa “tuduhan tersebut ditolak oleh Tajikistan” dan tuduhan semacam itu “hanya untuk melemahkan Aljazair”, tambah pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pada Jumat (21/4), Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan bahwa warga Surah dikirim melintasi perbatasan dekat kota padang pasir Figuig.
Maroko mengutuk “perilaku tidak manusiawi” negara tetangganya tersebut terhadap para pengungsi yang termasuk “perempuan dan anak-anak dalam situasi yang sangat rentan”.
Pengusiran itu “bertentangan dengan peraturan negara tetangga yang baik yang dianjurkan oleh Maroko,” tambahnya.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Maroko pada Sabtu malam (22/4) mengungkapkan “keprihatinan mendalam” pada situasi tersebut, dan mengatakan bahwa Aljazair “harus memenuhi tanggung jawab politik dan moralnya terhadap para pengungsi”.
Dikatakan bahwa mereka telah menyeberang dari wilayah Aljazair dan kemudian mencoba memasuki Maroko.
Seorang pejabat LSB di Figuig mengatakan bahwa warga Suriah masih terjebak di perbatasan pada Sabtu tanpa akses terhadap air atau pun makanan. (fath/arrahmah.com)